Pesan Bego' dari sang inspektur

0 komentar


Hari itu aku tengah sibuk menggulung karton dan kertas kado untuk kupajang di toko. cukup lelah karna tumpukan nya agak lumayan tinggi. ditambah aku hanya bekerja sendiri. suasana hari memang gak terik seperti biasanya. hujan pun hanya mengancam dengan awan hitam. gak keliatan kalo dia mau turun. hadeuh kebanyakan ngoceh ya, bukan masuk terus ke intinya. alah hai, aku.!!

Ok. sebenarnya aku cuma mau bilang, bahwa ketika aku asik mengulung si karton, eh tiba2 ada yang manggil aku dengan nada keras. aku sempat melongo mencari sumber suara, eh betapa terkejutnya ternyata yang meneriakiku adalah seorang inspektur ternama (ep salah) maksud saya adalah seorang bocah kecil. hehe. aku pun menghampirinya sambil mencubit kecil pipi mungilnya itu. dia mengerang, lantas melempariku dengan sebembar uang bergambar pangeran antasari. tidak cukup disana, dia lantas menarik jari telunjukku, aku di tuntun kedalam ruangan yang berjejer dengan pajangan komputer. didepan komputer2 yang menyala itu telah ada nahkoda masing2. cuma nomor tiga yang tersisa, sang inspektur (maksud saya) bocah kecil (imut kayak semut :D ) memberi isyarat kepadaku untuk mengangkatnya keatas kursi. maklum baru 3 bulan cuma bisa oweeek oweeek. eh mana da udah sekolah play grup hai dia. iya ajalah. hag hag hag udah belok lagi kayaknya.

Usai komputer menyala dia memintaku untuk pergi, aku dengan bego' nya pergi, pegi tanpa alasan (kek laguna eren aja ya). hag ahg ahg. se ingat aku, rasanya baru dua langkah aku berjalan pergi, tiba2 suara teriakan itu keluar lagi dari sumbernya. aku menoleh " Apa lagi sich" kuperhatikan ia memegang telunjuk sambil menghembus.
" ini kecepeeeet" hag hag hag, rupanya jari kecil itu terjepit diantara huruf dan tanda baca pada keyboard. dalam hati aku bilang " mampuss, rasain" hehehe

Tapi gak tega juga liatnya, dengan sok empati aku bantu elus2. hehe, jarinya kecil sangat, enak tu kalo di kecapin hehe. lagi ngelus2 tu jari aku kepikiran "ni pas nya digigit, kapan lagi punya kesempatan untuk bls dendam sama anak cebol yg sering gangguin aku kalo bukan sekarag" tapi sebelum niat itu kutuntaskan, dia udah buru2 narik jarinya. sepertinya dia punya indra ketujuh, ato kelapan, ato juga indra herlambang. kemudian  dia menarik jari telunjukku lalu menggigitnya. "aaaauuuw" aku menarik jariku dari mulutnya dan berlari keluar toko sambil menahan sakid.

"sial" pekikku, benar saja firasatku. sedang enak2nya mengaduh-aduh dalam hati, eeh dia datang lagi. Sambil senyam-senyum kedua tangannya persis seperti rentenir atau ibu kos-kosan yang nagih kontrakan, dia menatapku dengan kepala sedikit mereng kekanan.
"mau balas?? nie" katanya sambil mengacungkan telunjuk kearahku. aku pun tersenyum kecil, pikiranku berkata "hajar men" hag hag hag, gak kek gitu juga kalieeee.
aku pun buru2 menggapai tangannya, namun dia dengan sigap nenarik dan berujar "balas dendam itu gak baik, apalagi sama anak kecil"lantas dia ngancir kabur kedalam. aku terdiam bisu sambil berfikir tenang. Astagfirullah.... benar apa yang dibilang si anak mungil itu. itulah sepenggal pesan yang kudapat. pesan itu ku artikan dengan bercabang arti. aku berfikir seandainya anak ini berdiri didepan rapat paripurna DPR lalu berpidato " Balas Dendam Itu Gak Gak Baik, Apa Lagi Sama Rakyat Kecil" kira2 apa respon mereka sama sepertiku. I Can Say, "hom hai"


0 komentar:

Posting Komentar

Mohon Tinggalkan Komentar