
Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
Sekali Kamu

Ada sepasang pertanyaanTentang siapa kamu dan apa yang kamu lakukanAku tidak mengerti bagaimana jawaban sesungguhnya
KAMU DAN SANGKAKU

Bagaimana menurutmu tentang laut yang asinApa kau akan berujar itu ketidak pastian?Kenyataan sering kau tuduh sebaga
Seangkuh Aku

Aku pernah berujar tidak tahu
Sebuah keangkuhan yang ku keluhkan dalam senyummu
Kau ukir jembatan ken
Tentang Fatamorgana

Seperti cahaya mentari yang menyeruak masuk melalui celah daun dan ranting,
Mata ini terpejam
Ketika hati berharap pa
Denganku, Tanpamu

Aku tak ingin saat-saat ini kan berakhirDimana segalanya tak berarti tanpamuKan kutunggu di sini selamanya hanya un
kebimbangan Asa

Sekarang sudah saatnya!!
Ahh tapi aku lupa meneror otakku
untuk tidak memikirkan itu
Berulang kali hal-hal yang
Arti Kesunyian

Apakah kamu tau tentang kesunyian?
Itu lebih menyakitkan dibanding
riuh yang kau ujar
Saat kau berharap suaramu
Detakanku

Jantungku berdetak kuat!!
Tidak menentu diposisi, rasanya mau lepas.
Ya, itu terjadi kala kau memanggil namaku d
Jembatan Senyum
Disini, dijembatan ini.
Kau menuliskan senyum dengan
ukiran huruf yang indah dari bibirmu.
Gigi susumu mempersaks
Nostalgia

Disini kita duduk bersama cangkir
dingin yang manis itu.
Meneguknya lalu kembali menatap
satu lainnya.
Mengisa
JADILAH ENGKAU ILALANGKU

Engkau bukan bintang yang bersinar
Ataupun rembulan yang bercahaya
Tetapi aku akan menyayangimu
Mencintaimu..sepenuh
Persimpangan

Aku terduduk di sini.
Di
persimpangan jalan menjadi saksi kamu pergi.
Sejak kamu pergi, dingin menye
Untukmu

Dunia ini terlalu bising untukmu
Maka pasanglah pendengaranmu dengan baik, saat bisikan itu
datang
Namun jika ada
Roda Hitam

Dua roda hitam
Bergulir terus bergulir
Sepanjang waktu terus bergulir
Sampai si kempis merasuki
Empat roda h
Hujan
Basah, ia membuat
disekitar ini basah
Tuangan kecil
berhamburan bersama
Jatuh diantara
gumpalan awan hitam
Menutup mentari
tercengir
Berhenti, dan datang
lagi
Menyapa sebagian
bumi untuk basah
Diantara terik dan
gelap
Turun cepat
bersamaan
Katak-katak kecil
gembira
Kambing hitam
mengeluh
Yang lain diam saja
Terima datangnya
hujan
&nb
PEREMPUAN MENANGKAP KEHIDUPAN
Ijinkan Aku
Menciummu Ibu...
Sewaktu masih kecil,
aku sering merasa dijadikan pembantu olehnya.
Ia selalu menyuruhku mengerjakan tugas-tugas seperti menyapu lantai dan
mengepelnya setiap pagi dan sore.
Setiap hari, aku dipaksa membantunya memasak di pagi buta sebelum ayah dan
adik-adikku bangun.
Bahkan sepulang sekolah, ia tak mengizinkanku bermain sebelum semua pekerjaan
rumah dibereskan.
Sehabis makan, aku pun harus mencucinya sendiri juga piring bekas masak dan
makan yang lain.
Tidak jara
Berhenti
ku mulai ragu
ku mulai bimbang
arah mana yang ingin ku tempuh
lorong mana yang akan aku lalui
gerakan kakiku mulai tertahan
terhenti tanpa sebab yang jelas
ku berusaha untuk melepaskan
tapi aku tak tau penyebabnya
ku tersentah seketika
saat tatapan itu muncul
saat binaran cahaya itu menyinariku
seolah-olah semakin dekat
tanpa bisa terelakkan
aku pun tersungkur di tanah kering itu
badanku remuk
nyawaku setengah melayang
aku mencoba bngkit dari bangunkuaku mencoba gerakkan dari gerakanku
Waktuku Bersamamu
Seiring berjalannya waktu,,
kulalui hari_hariku selalu bersamamu,,
Canda dan Tawa selalu ada disaat kita bersama,,
Banyak kisah dan cerita yang telah terukir Indah
Walaupun diwarnai dengan sedikit pahit,,
Tapi bagiku itu semua terasa manis,,
waktu terus berganti,,
Keindahan malam itu selalu ada,,
disaat Bulan dan Bintang Menaburkan cahaya
keindahanya_
disudut_sudut yang masih ditutupi dengan
kegelapan,,"Hingga Terang"
Terang itulah yang meyakinkan Aku,,dengan adanya
rasa dihatimu
Karya :
Langganan:
Postingan (Atom)