SYUKUR…

1 komentar
Aku tak selalu mendapatkan apa yang kusukai, oleh karena itu aku selalu menyukai apa pun yang kudapatkan.

Kata – kata di atas merupakan wujud syukur. Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tenteram dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita.Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia…..

Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur.

Pertama :
Kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki. Anda telah memiliki sebuah rumah, kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang terbaik. Tetapi anda masih merasa kurang. Pikiran anda dipenuhi berbagai target dan keinginan. Anda begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak uang. Kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya…..


Tapi anehnya, ketika keinginan itu sudah didapatkan,kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tidak puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi betapapun banyaknya harta yang kita miliki, kita tak pernah menjadi ”KAYA” dalam arti yang sesungguhnya. Orang yang “kaya” bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang kaya adalah orang yang dapat menikmati apapun yang mereka miliki. Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki keinginan, tapi kita perlu menyadari bahwa berbagai keinginan inilah yang menjadi akar perasaan tidak tenteram. Kita dapat mengubah perasaan kurang berkecukupan ini dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki.

Cobalah lihat keadaan di sekeliling Anda, pikirkan yang Anda miliki, dan syukurilah. Anda akan merasakan nikmatnya hidup. Pusatkanlah perhatian Anda pada sifat – sifat baik atasan, pasangan, maupun orang – orang di sekitar Anda. Mereka akan menjadi lebih menyenangkan. Seorang pengarang pernah mengatakan , ” Menikahlah dengan orang yang Anda cintai, setelah itu cintailah orang yang Anda nikahi. ” Ini perwujudan rasa syukur.
Ada cerita menarik mengenai seorang pemuda yang mengeluh karena tak dapat membeli sepatu, padahal sepatunya sudah lama rusak. Ini sebenarnya suatu keinginan yang wajar. Suatu sore ia melihat seseorang yang tak mempunyai kaki, tetapi tetap ceria. Saat itu juga si pemuda berhenti mengeluh dan mulai bersyukur.

Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan membanding – bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung. Kemana pun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita.

Saya ingat , pertama kali bekerja saya senantiasa membandingkan penghasilan saya dengan rekan – rekan semasa kuliah. Perasaan ini membuat saya resah dan gelisah. Sebagai mantan mahasiswa teladan di kampus, saya merasa gelisah setiap mengetahui ada kawan satu angkatan yang memperoleh penghasilan di atas saya. Nyatanya, selalu saja ada kawan yang penghasilannya melebihi saya. Saya menjadi gemar bergonta -
ganti pekerjaan, hanya agar tidak kalah dengan rekan – rekan saya. Saya bahkan tak peduli dengan jenis pekerjaannya, yang penting gajinya lebih besar. Sampai akhirnya saya sadar bahwa hal ini tak akan pernah ada habisnya. Saya berubah dan mulai mensyukuri apa yang saya dapatkan. Kini saya sangat menikmati pekerjaan saya.

Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput di pekarangan sendiri. Ada cerita menarik mengenai dua pasien rumah sakit jiwa. Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam, “Lulu, Lulu…” Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang dihadapi orang ini. Si dokter menjawab, “Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak oleh Lulu.” Si pengunjung manggut-mangggut, tetapi
begitu lewat sel lain ia terkejut melihat penghuninya terus menerus memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak , “Lulu, Lulu .., ”
“ Orang ini juga punya masalah dengan Lulu ?” tanya pengunjung itu
keheranan. Dokter kemudian menjawab, “Ya, dialah yang akhirnya menikah
dengan Lulu…. “.


Hidup kita akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki. Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi. Saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan cerita mengenai sorang ibu yang sedang terapung di laut karena kapalnya karam, namun tetap bahagia. Ketika ditanya kenapa demikian, ia menjawab, ” Saya mempunyai dua anak laki – laki. Yang pertama sudah meninggal, yang kedua hidup di seberang lautan ini. Kalau berhasil selamat, saya sangat bahagia karena dapat berjumpa dengan anak kedua saya. Tetapi kalaupun mati tenggelam, saya juga akan berbahagia karena saya akan berjumpa dengan anak pertama saya di surga……..”





Bersyukurlah... 

Bersyukurlah bila kamu belum memiliki segala sesuatu yang kamu inginkan ..
Seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan?

Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu tentang sesuatu
Karena itu memberimu kesempatan untuk belajar…

Bersyukurlah untuk masa – masa yang sulit…
Di masa itulah kamu tumbuh…..

Bersyukurlah untuk keterbatasanmu...
Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang…

Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru …
Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu...

Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat …
Karena itu memberi pelajaran yang berharga …

Mungkin mudah untuk kita bersyukur ketika mengalami hal – hal baik …
Namun, hidup yang berkelimpahan justru datang pada mereka yang tetap
dapat bersyukur pada masa masa yang sulit …
Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif …


Karena itu, temukan cara bersyukur ketika menghadapi permasalahan, maka semua itu akan menjadi kekuatan bagimu ..

Sumber: http://iniyangbaru.com/syukur/

Bagaimana kita Menghadapi Masalah?

1 komentar
Berikut ini merupakan sebuah cerita inspiratif bagi kita, tentang pentingnya berpikir positif jika sedang menghadapi masalah. 

Suatu ketika seorang anak perempuan mengeluh pada ayahnya bahwa hidupnya sangat susah dan dia tidak tahu bagaimana cara menghadapinya. Ia merasa lelah menghadapi sulitnya hidup yang dijalaninya dan tampaknya masalah selalu datang bertubi-tubi, selesai satu masalah, datang masalah yang lain lagi.

Sang ayah yang merupakanseorang koki kemudian mengajaknya ke dapur. Ia mengambil tiga buah panci dan mengisinya dengan air serta meletakkannya di atas api. Setelah ketiga panci mulai mendidih ia meletakkan sebuah kentang ke dalam panci pertama, telur pada paci ke dua dan biji kopi di panci ke tiga.

Sang ayah kemudian duduk dan diam menunggu tanpa mengucap satu katapun pada putrinya.

Putrinya yang tak sabar dengan apa yang dilakukan ayahnya, ia lalu mengeluh, tampak gusar dan gelisah sambil bertanya dalam hatinya, “apa yang akan dilakukan ayah?” tanya sang putri kepada ayah.

Setelah kurang lebih dua puluh menit berlalu, sang ayah mematikan kompor. Dia mengambil kentang dari panci dan meletakkannya dalam mangkok. Lalu mengambil telur dan meletakkanya dalam mangkuk yang lain. Dia kemudian menyendok kopi dan menuangkannya dalam sebuah cangkir.

Pandangan sang ayah beralih pada putrinya dan ia bertanya, “Putriku, apa yang kamu lihat?”

“Kentang, telur dan kopi,” jawab putrinya dengan terburu-buru dan setengah hati.

“Lihat lebih dekat”, kata sang ayah, “cobalah untuk menyentuhnya.” 

Dia melakukan dan menyadari bahwa kentangnya telah berubah menjadi lembut. Sang ayah kemudian memintanya untuk mengambil telur dan memecahkannya. Setelah mengupas kulitnya, ia mengamati telur rebus. Akhirnya, sang ayah memintanya untuk mencicipi kopi dalam gelas dan tercium aroma yang harum dan membuat anak perempuan tersebut tersenyum pada ayahnya.

“Ayah, apa artinya ini semua?” tanyanya.

Sang ayah kemudian menjelaskan bahwa kentang, telur dan biji kopi memiliki masing-masing menghadapi kesulitan pada air mendidih. Namun, masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda. Kentang yang keras saat dimasukkan tetapi dalam air mendidih, menjadi lunak dan lembut.

Telur itu rapuh, dengan kulit luar tipis yang melindungi cairan di dalamnya saat dimasukkan ke dalam air mendidih bagian dalam telur menjadi keras.

Namun, biji kopi yang unik. Setelah mereka terkena air mendidih, biji tersebut mengubah warna air dan menciptakan sesuatu yang baru.

“Yang manakah dirimu?” tanya ayah pada putrinya. “Ketika kesulitan menderamu, bagaimana kamu menyikapinya? Apakah kamu seperti sebuah kentang, telur, atau kopi?”

Dalam kehidupan, banyak hal terjadi di sekitar kita. Tetapi satu-satunya hal yang benar-benar penting adalah apa yang terjadi dalam diri kita.

Tipe yang manakah Anda? Ketika datang sebuah masalah (dan akan datang masalah yang lain lagi) bagaimana kita bereaksi? Apakah problema yang datang akan membuat kita lemah, keras hati atau menyebabkan kita berubah menjadi sesuatu yang berharga?

Sebuah pelajaran berharga: “Kebahagiaan bukanlah sesuatu yang Anda temukan, itu adalah sesuatu yang Anda buat.”

Tersenyum dalam kenikmatan, senyum kesakitan, Tersenyumlah saat kesulitan mendera seperti hujan, Senyum ketika seseorang menyakiti Anda, Tersenyumlah karena seseorang pasti peduli pada Anda.

Rumah Rayap

1 komentar
Pernahkah kita melihat rumah rayap? Lihatlah, betapa tinggi gundukan besar yang dibangun oleh koloni rayap.
Rayap2 membangun rumah ini dgn hati2 sehingga menjadikan lingkungan yang sehat bagi koloni nya.

Rumah ini mempunyai sistem pertukaran udara yg bagus, dan membiarkan sinar matahari masuk, tapi bisa menahan air hujan. Rayap-rayap ini berfikir bahwa rumahnya dapat bertahan lama. Tapi rumah itupasti akan rusak. Oleh api, serangga, atau binatang pemakan rayap, atau bahkan oleh manusia.

Tak peduli betapa cerdiknya rayap telah membangun rumah, segala sesuatu dapat terjadi dengan mudah. Tidakkah demikian?

Manusia juga melakukan banyak hal besar dan hebat dalam hidupnya. Dia membangun istana tinggi dan besar dan berfikir akan bertahan lama.Tapi dia tidak pernah tenang, berbeda dgn rayap yg hidup damai sampai akhirnya rumahnya rusak.

Meskipun manusia membangun istana dan menguasai dunia, dia tidak hidup disana dengan damai. Kerusakan selalu datang padanya melalui dirinya sendiri atau orang lain. Manusia perlu memahami ini dan membangun rumah yang tidak dapat rusak.

Sebuah RUMAH untuk JIWAnya. Dengan keyakinan mutlak, penentuan dan ketentuan Iman yang utuh, dirinya harus membangun fondasi sifat Tuhan dalam dirinya.

Dengan fondasi ketetapan itu, dia harus membangun istana do’a yang terus menerus, dimana Tuhan kita akan datang dan tinggal. Tidak ada rumah yng dibangun di dunia ini yang selamanya bagus, kecuali jika kita membangun sebuah rumah bijak yang dibangun dengan rahmat.

Dimana didalamnya jiwa dan hidup kita tidak akan pernah rusak. Kita harus membangun rumah bagus itu, suatu rumah yang bercahaya, dimana kita dapat menemukan ketenangan dan kedamaian dalam hidup.

RUMAH KEBAJIKAN, DO’A dan KEBIJAKSANAAN.

4 tahap belajar

1 komentar
Ketika manusia belajar, untuk tujuan apapun dan menjadi ahli apapun, setidaknya ada beberapa tahap kondisi pencapaian kita. Secara umum ada 4 macam pencapaian kita atau bisa disebut 4 tahap belajar manusia.

1. Unconscious dan Uncompetent

Artinya adalah kondisi di mana kita sama sekali belum mengetahui suatu hal dan sama sekali belum bisa. Sebagai contoh, ambil contoh kasus tentang mengemudi. Seseorang yang belum pernah duduk sama sekali di belakang kemudi atau setir, meskipun dia sering naik turun angkot atau bis umum tapi sama sekali tidak pernah berpikir untuk mengemudikan kendaraan maka ia tidak sadar bahwa sebenarnya ia belum bisa mengemudikan kendaraan.

2. Conscious dan Uncompetent

Ketika orang yang tadi tidak pernah sama sekali duduk di belakang kemudi kendaraan, kemudian ia kita beri kunci mobil dan kita minta untuk mengemudikan kendaraan, barulah ia sadar bahwa sebenarnya ia tidak bisa mengemudikan kendaraan. Inilah yang kita namakan Sadar bahwa dirinya Tidak Bisa.

3. Conscious dan Competent

Ketika orang sudah sampai di kondisi ini, maka ia pasti akan stres. Kenapa? Karena ketika ia sadar bahwa ia bisa mengemudikan kendaraan. Ia masih berpikir keras untuk mengoperasikan kendaraan tersebut sesuai urutan-urutannya. Misalnya, dari kondisi diam untuk menjalankan mobil kita harus injak kopling, memindahkan transmisi ke gigi 1, lalu lepas kopling perlahan-lahan sambil injak gas perlahan-lahan. Nah, stres kan kalo dipikir Inilah yang disebut kita sadar dan bisa melakukan sesuatu

4. Unconscious dan Competent

Pada level ini maka kita sudah tidak perlu memikirkan lagi langkah-langkah untuk mengemudi. Seorang pembalap rally maka ia tidak akan pernah berpikir bahwa pada tikungan tajam berikutnya ia harus masuk transmisi ke gigi 3 baru lanjut ke gigi 4 lagi. Semua terjadi seperti refleks saja. Inilah yang kita namakan bahwa kita tidak sadar bahwa kita sudah ahli melakukan sesuatu.

Demikian 4 tahap belajar yang dalam setiap bidang kehidupan pada dasarnya kita akan mengalami keempat kondisi pencapaian tersebut jika kita ingin menjadi expert atau ahli di suatu bidang. Tidak perlu risau saat kita belum ahli di suatu bidang. Kita bisa nikmati setiap prosesnya. Selamat Belajar!

Cinta Tanpa Syarat

1 komentar
Cinta Tanpa Syarat terkadang teruji di dalam kehidupan rumah tangga. Begitupun yang terjadi pada pak yusuf dan sang istri tercinta. Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam, pak Yusuf 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Mereka dikarunia 9 orang anak disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak ke sembilan tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan da menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi

Setiap hari pak yusuf memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.

Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum, untunglah tempat usaha pak Yusuf tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian.

Cinta Tanpa Syarat

Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, pak Yusuf sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.

Rutinitas ini dilakukan pak Yusuf lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke sembilan buah hati mereka, sekarang anak-anak mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari ke empat anak yusuf berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing-masing dan pak Yusuf memutuskan ibu mereka dia yang merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.

Dengan kalimat yg cukup hati-hati anak yg sulung berkata “Bapak, kami ingin sekali merawat Ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak………bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu” .

Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata-katanya “Sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baiknya secara bergantian”.

Pak yusuf menjawab hal yg sama sekali tidak diduga oleh anak-anaknya. “Anak2ku ……… Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah lagi…… Tetapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian. Sejenak kerongkongannya tersekat,…, Kalian, yang selalu kurindukan dapat hadir didunia ini dengan penuh cinta dan tidak satupun dapat menggantinya dengan apapun. Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti Ini. Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yg masih sakit.” Sejenak meledaklah tangis anak-anak pak Yusuf merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh dipelupuk mata ibu Yusuf.. Dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu..

Di saat itulah pak Yusuf bercerita: “Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian dan penghiburan, mak adalah kesia-siaan belaka atas kehidupan yang dijalaninya.

Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan mata hati dan bathinnya dan dia memberi saya 9 orang anak yg lucu-lucu.. Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama..dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Seandainya dia sehatpun, belum tentu saya mencari penggantinya apalagi saat dia sakit seperti saat ini. Keberadaan seseorang yang mengasihi dan mencintainya sangat lah diperlukannya….” Karena memang cinta tidak berjalan beriringan bersama dengan kata syarat… Cinta tanpa Syarat Sepasang Suami Istri,,,, so sweett,,, semoga Allah kekalkan rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rahmah,,, amin.

Source : e-motivasidiri.blogspot.com

Kenapa Pacaran Dilarang dalam Islam ?

2 komentar
Pacaran telah menyebar luas dikalangan masyarakat kita padahal pacaran terlarang dalam Islam. Sayangnya, ada juga yang merestui “Pacaran Islami” Nah, bagaimana Islam memandang pacaran?

Cinta kepada lawan jenis merupakan hal fitrah bagi manusia. Karena sebab cintalah, keberlangsungan hidup manusia bisa terjaga. Islam sebagai agama yang sempurna juga telah mengatur bagaimana menyalurkan fitrah cinta tersebut dalam syariatnya yang rahmatan lil ‘alamin. Namun bagaimana jika cinta itu disalurkan melalui cara yang tidak syar’i?

Definisi Pacaran

Pacaran yang dikenal secara umum adalah suatu jalinan hubungan cinta kasih antara dua orang yang berbeda jenis kelamin yang bukan mahram dengan anggapan sebagai persiapan untuk saling mengenal sebelum akhirnya menikah.

Islam Melarang Mendekati Zina

Pacaran adalah perbuatan yang sudah jelas keharamannya dalam Islam, dalil tentang hal ini banyak sekali diantaranya adalah firman Allah SWT :
“Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan seburuk-buruk jalan” (QS : Al-Isra : 32)
Ayat ini adalah dalil tegas yang menunjukkan haramnya pacaran. Menurut seorang ahli tafsir Syekh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di “Larangan mendekati suatu perbuatan nilainya lebih daripada semata-mata larangan melakukan suatu perbuatan. Karena larangan mendekati suatu perbuatan mencakup larangan SELURUH HAL yang dapat menjadi pembuka/jalan dan dorongan untuk melakukan perbuatan yang dilarang.”
Juga sabda Rasulullah SAW :
“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya karena sesungguhnya setan adalah orang ketiga diantara mereka berdua kecuali apabila bersama mahramnya.” (Riwayat Ahmad No.15734. Syekh Syu’aib al-Arnauth mengatakan hadits ini shahih lighairihi).

MUSTAHIL Ada Pacaran Islami !!!

Banyak kalangan kaum muslimin yang masih berpandangan bahwa pacaran itu sah-sah saja, asalkan tetap menjaga diri masing-masing. Ungkapan itu ibarat kalimat, “Mandi boleh, asal jangan basah.” Ungkapan yang pada hakikatnya tidak berwujud. Karena berpacaran itu sendiri, dalam makna apapun yang difahami orang-orang sekarang ini, tidaklah dibenarkan dalam Islam.
Bila kemudian ada istilah pacaran yang Islami, sama halnya dengan memaksakan adanya istilah, menenggak minuman keras yang Islami. Mungkin, karena minuman keras itu ditenggak di dalam mesjid. Atau zina yang Islami, judi yang Islami, dan sejenisnya. Kalaupun ada aktivitas tertentu yang halal, kemudian dilabeli nama-nama perbuatan haram tersebut, jelas terlalu dipaksakan dan sama sekali tidak bermanfaat. (Diambil dari buku Sutra Asmara, Abu Umar Basyir)

Solusinya, bila memang seorang laki-laki ingin serius menjalin hubungan dengan seorang wanita, maka Islam telah menyediakan sarananya, yaitu menikah. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
“Kami tidak pernah mengetahui solusi untuk dua orang yang saling mencintai semisal pernikahan” (riwayat Ibnu Majah No.1920. Dikatakan shahih oleh Syekh al-Albani). Kalau belum mampu menikah, tahanlah diri dengan berpuasa.
Sabda Rasulullah SAW :
“Barangsiapa yang mampu untuk menikah, maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu dapat menekan nafsu.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).

Sudah tahu kan kenapa pacaran dilarang dalam Islam ? Masih mau coba-coba “pacaran Islami”? Tidak akan berkurang kemuliaanmu karena tidak punya pacar, adik-adikku yg shalih, sholehah. Kemuliaan itu akan datang ketika kita taat kepada Allah dan RasulNya.
Wallahu a’lam

Sumber : Majalah Sakinah

Fakta Tentang Friday The 13 th

1 komentar
Bagi sebagian masyarakat Barat, angka 13 kadang memang dianggap angka yang sial. Selain dari pada itu, tanggal 13 yang jatuh pada hari jumatjuga dianggap mengundang kesialan dan juga mempunyai pengaruh yang buruk. Banyak orang yang mengurungkan niatnya untuk bepergian ke luar rumah demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Lalu bagaimana dengan Indonesia,? Walaupun tidak semenakutkan malam Jumat Kliwon, bagi sebagian orang ikut pula mengurungkan niat bepergian pada hari Jumat tanggal 13. 

Untuk menambah pengetahuan kita, berikut ini beberapa fakta mengenai Jumat tanggal 13 :

Budaya Barat
Kepercayaan terhadap kesialan akan terjadi di Jumat tanggal 13 ini lebih dikenal di Britania Raya, Amerika Serikat. Hal serupa juga terjadi di beberapa negara lain, seperti orang Spanyol yang takut sial di tanggal 13 yang jatuh pada hari Selasa. Dan budaya di Italia yang juga takut akan tanggal 17 yang jatuh pada hari Jumat.

Kerugian pada dunia bisnis
Orang yang benar-benar takut akan Jumat tanggal 13 akan mencegah segala aktivitas keluar rumah seperti berpergian dengan menggunakan pesawat terbang. Salah satu contoh perusahaan yang mengalami kerugian akibat hal ini adalah Delta Airlines dan Continental Airlines. Pendapatan mereka berkurang sekitar $ 800-900 miliar di hari tersebut.

Kesialan terjadi hanya dalam pikiran
Menurut Thomas Gilovich dari Department of Psychology at Cornell University Amerika, kesialan di Jumat tanggal 13 hanya terjadi pada orang-orang yang mengasosiakan hari tersebut dengan hal-hal buruk yang terjadi menimpa mereka.

Tiga kali sepanjang tahun 2012
Jumat tanggal 13 terjadi sebanyak tiga kali sepanjang tahun 2012. Yaitu pada bulan Januari, April, dan Juli.

Ketakutan akan Jumat 13
Orang yang mengidap ketakutan akan Jumat tanggal 13 disebut sebagai paraskevidekatriaphobia. Atau sebagian lain menyebutnya, friggatriskaidekaphobia. Sedangkan orang yang takut terhadap angka 13 disebut triskaidekaphobia.

Orang-orang yang takut
Saking takutnya terhadap angka 13, mantan presiden AS Franklin D Roosevelt ternyata tidak pernah bepergian pada tanggal 13 dan tak pernah menjamu tamu yang jumlahnya 13 orang. Sudah tentu, dia memilih berdiam diri pada hari Jumat tanggal 13. Selain itu, Napoleon, Stephen King dan presiden Herbert Hoover mengalami hal yang sama, mereka menderita triskaidekaphobia.

Tidak baik bagi kesehatan
Ketakutan terhadap Jumat tanggal 13 rupanya berdampak buruk bagi kesehatan. Beberapa rumah sakit menyatakan bahwa korban kecelakaan transportasi yang di hariJumat tanggal 13 meningkat sebanyak 52 persen. Mereka lebih menyarankan untuk diam di rumah.

Ketakutan Angka 13 di Indonesia
Beberapa budaya takut akan angka 13 rupanya menyebar ke Indonesia. Banyak gedung bertingkat tidak memiliki lantai 13 dan kamar nomor 13. Selain 13, angka 4 juga dianggap angka sial karena merupakan hasil penjumlahan dari dua angka tersebut, 1+ 3 = 4. Gedung-gedung yang memiliki lantai 4 kemudian akan menggantinya dengan 3a.

Jumat tanggal 13 di Indonesia, Tragedi Semanggi
Di Indonesia, peristiwa besar yang terjadi pada hari Jumat tanggal 13 adalah puncak dari Tragedi Semanggi 1. Peristiwa tersebut terjadi tanggal 11-13 November 1998. Tragedi ini bermula dari aksi protes masyarakat terhadap pelaksanaan dan agenda Sidang Istimewa dan mengakibatkan tewasnya warga sipil.

12 dianggap genap dan sempurna.
Mark Twain menjadi tamu yang ke-13 pada suatu jamuan makan malam. Pada awalnya, seorang teman telah memperingatkannya untuk tidak hadir pada acara tersebut. Dan benar saja, makanan yang dipersiapkan hanya cukup untuk 12 tamu saja. Tidak hanya itu, angka 12 dianggap sebagi penyempurna bilangan dalam hitungan. Ada 12 bulan dalam setahun, 12 zodiak, 12 emas dalam Olimpiade dan 12 benda dalam satu lusin.

Friday The 13th, buku karangan Simon Hawke.
Buku ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1987. Buku ini bercerita tentang pembunuhan misterius yang dilakukan oleh Jason akibat dendam masa lalu terhadap orang-orang yang telah membunuh ibunya. Beberapa tahun berlalu, Jason tetap saja meneror orang-orang yang datang ke Camp Crystal Lake.

Friday The 13th, film yang berkisah tentang Jumat tanggal 13.
Film ini dirilis pada tahun 2009 dan diangkat dari buku berjudul sama karangan Simon Hawke, cukup fenomenal di masanya hingga kini. Sudah semakin jelas kan mengapa orang-orang semakin takut dengan Jumat tanggal 13 atau Friday the 13th?

Yang beruntung di Jumat 13
Pasangan asal Inggris memenangkan $ 17 miliar setelah membeli tiket lotere di hari Jumat tanggal 13. Tapi di hari yang sama, kaca di rumah mereka, jatuh dan pecah. Pertanda apa itu sebenarnya?

Sekarang Terserah Anda, mau Percaya ataupun tidak dengan Kesialan di Hari jumat tanggal 13



Sumber : yahoo

Penyebab Sering Sakit

1 komentar
Cuaca yang tidak menentu, kadang hujan, kadang panas seringkali menjadi alasan jika kita sering terserang sakit, seperti flu ataupun demam, ternyata semua itu tidaklah sepenuhnya benar, berikut adalah beberapa alasannya seperti yang dilansir dari Ghiboo

Menurut Edward Goodwin, ahli kesehatan dari Rush University Medical Center, AS, alasan yang belum tentu benar itu hanya membuat tubuh Anda menjadi manja.

Perubahan suhu atau cuaca tidak akan membuat Anda sakit. Tubuh kita diciptakan sempurna sehingga mampu mengatasi perubahan cuaca, - kata Goodwin.

Salah satu yang menyebabkan Anda mudah menjadi sakit di saat terjadi perubahan cuaca bisa diakibatkan kelemahan imunitas tubuh. Terpaan suhu yang ekstrem secara tiba-tiba membuat tubuh jadi stres sehingga membuat imunitas tubuh menurun.

Ketika imunitas menurun virus dan bakteri mudah menyerang. Jika Anda berada di cuaca dingin cobalah berpakaian sedikit tebal agar terpaan angin tidak 'mengagetkan' tubuh, - jelas Goodwin.

Jika tubuh basah saat memasuki ruangan yang kering, segera mengeringkan diri dengan handuk, lalu lakukan gerakan stretching selama 10 menit untuk menaikan suhu tubuh Anda. Tubuh pun akan kembali pada suhu normalnya.

Itulah beberapa alasan mengapa kita bisa sering sakit jika cuaca tidak menentu, semoga bermanfaat

Menu Begadang yang Sehat

1 komentar

Terkadang bagi sebagian orang begadang merupakan suatu hal yang harus dilakukan, misalnya karena harus mengerjakan tugas kuliah, menunggu pertandingan bola, atau hanya sekedar nonton film di televisi yang sudah di tunggu-tunggu, atau mungkin Anda seorang blogger seperti saya, nah, ada baiknya begadang juga memperhatikan makanan dan minuman apa saja yang cocok dan sehat untuk menemani begadang, berikut adalah menu sehat untuk begadang


Makanan :


1. Roti
Pilih roti yang terbuat dari gandum agar tidak mempengaruhi berat badan kita. Pilih menu seafood untuk isiannya, seperti ikan, udang atau cumi. Seafood tidak banyak memiliki kandungan lemak.


2. Pisang rebus
Hindarilah makanan yang digoreng dan gantikan dengan yang direbus. Cobalah pisang rebus sebagai cemilan malam saat begadang. Menambahkan karamel di atas akan memberi sensasi rasa yang berbeda. Selain mudah, hidangan ini murah dan sehat.


3. Jagung Rebus
Cemilan ini memang sangat pas dan sudah tidak asing lagi di telinga kita. Jangan ragu untuk buat sendiri di rumah. Karena biji jagung termasuk biji-bijian yang mengandung serat tinggi.


4. Sayap Ayam
Menu yang cukup populer ini bisa dimodifikasikan agar jadi lebih sehat. Hilangkan dulu kulitnya, karena kulit ayam memiliki kandungan lemak yang tinggi. Lalu masaklah dengan cara dibakar dengan olesan lemon, garam, merica, dan madu. Nyamm, begadangmu akan jadi lebih sehat.

Minuman:

1. Jus
Jus buah yang segar dan membuat kita semakin bersemangat untuk begadang. Ganti minuman ringan kamu dengan jus segar, seperti jeruk, sirsak, atau nanas. Selain menyegarkan, vitamin C yang terdapat dalam buah segar tersebut dapat membantu perkuat daya tahan tubuh saat begadang.


2. Wedang Jahe
Wedang jahe bisa menggantikan kopi atau teh yang biasanya kita konsumsi saat begadang. Cara membuat wedang jahe juga tidak sulit. Kita hanya cukup mengiris-iris jahe kemudian campurkan dengan gula batu dan air hangat. Hangatnya jahe bisa membuat kita semakin nyaman untuk duduk di depan tv.


Itulah beberapa menu sehat untuk menemani begadang, tapi sebaiknya begadang kalau ada perlunya saja, karena kalau terlalu banyak begadang, muka pucat karena darah berkurang, kata bang haji Rhoma Irama
Sekian dan semoga bermanfaat.

Metodologi Studi Islam

1 komentar

BAB I
PENDAHULUAN

Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin.

Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana terdapat di dalam sumber ajarannya, Alquran dan Hadis, tampak amat ideal dan agung. Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas, egaliter, kemitraan, anti-feodalistik, mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia dan bersikap positif lainnya.

Menurut Fazlur Rahman secara eksplisit dasar ajaran Alquran adalah moral yang memancarkan titik beratnya pada monoteisme dan keadilan sosial. Tesis ini dapat dilihat misalnya pada ajaran tentang ibadah yang penuh dengan muatan peningkatan keimanan, ketaqwaan yang diwujudkan dalam akhlak yang mulia.


BAB II
KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAP AGAMA

A. Pengertian Agama

Secara sederhana, pengertian agama dapat dilihat dari sudut kebahasaan (etimologis) dan sudut istilah (terminologis). Mengartikan agama dari sudut istilah kebahasaan akan terasa lebih mudah daripada mengartikan agama dari sudut istilah karena pengertian agama dari sudut istilah ini sudah mengandung muatan subyektivitas dari orang yang mengartikannya. Atas dasar ini, maka tidak mengherankan jika muncul beberapa ahli yang tidak tertarik mendefinisikan agama. James H. Leuba, misalnya, berusaha mengumpulkan semua definisi yang pernah dibuat orang tentang agama, tidak kurang dari 48 teori. Namun, akhirnya ia berkesimpulan bahwa usaha untuk membuat defenisi agama itu tak ada gunanya karena hanya merupakan kepandaian bersilat lidah. Selanjutnya Mukti Ali pernah mengatakan, barangkali tidak ada kata yang paling sulit diberi pengertian dan defenisi selain dari kata agama. Pernyataan ini didasarkan kepada tiga alasan. Pertama, bahwa pengalaman agama adalah soal batin, subyektif dan sangat individualis sifatnya. Kedua barangkali tidak ada orang yang begitu bersemangat dan emosional daripada orang yang membicarakan agama. Karena itu, setiap pembahasan tentang arti agama selalu ada emosi yang melekat erat sehingga kata agama itu sulit didefinisikan. Ketiga, kosepsi tentang agama dipengaruhi oleh tujuan dari orang yang memberikan definisi tersebut.

Senada dengan Mukti Ali, M. Sastrapratedja mengatakan bahwa salah satu kesulitan untuk berbicara mengenai agama secara umum adalah adanya perbedaan-perbedaan dalam memahami arti agama dan disamping adanya perbedaan juga dalam cara memahmi serta penerimaan setiap agama terhadap suatu usaha memahami agama. Setiap agama memiliki interpretasi diri yang berbeda dan keluasan interpretasi diri itu juga berbeda-beda..

Sampai sekarang perdebatan tentang definisi agama masih belum selesai, sehingga W.H. Clark, seorang ahli Ilmu Jiwa Agama, sebagaimana dikutip Zakiah Daradjat mengatakan, bahwa tidak ada yang lebih sukar daripada mencari kata-kata yang dapat digunakan untuk membuat definisi agama karena pengalaman agama adalah subyektif, intern dan individual, dimana setiap orang akan merasakan pengalaman agama yang berbeda dari orang lain.

Pengertian agama dari segi bahasa dapat kita ikuti antara lain uraian yang diberikan Harun Nasution. Menurutnya, dalam masyarakat Indonesia selain dari kata agama, dikenan pula kata din (Ïﻴﻦ ) dari bahasa Arab dan kata religi dalam bahasa Eropa. Menurutnya, agama berasal dari kata sanskrit. Menurut satu pendapat, demikian Harun Nasution mengatakan, kata itu tersusun dari dua kata, a = tidak dan gam = pergi, jadi agama artinya tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi secara turun-temurun. Hal demikian menunjukkan pada salah satu sifat agama, yaitu diwarisi secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi lainnya. Selanjutnya ada lagi pendapat yang mengatakan bahwa agama berarti teks atau kitab suci, dan agama-agama memang mempunyai kitab-kitab suci.

Selanjutnya din dalam bahasa Semit berarti undang-undang atau hukum. Dalam bahasa Arab kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan dan kebiasaan

Sementara itu Elizabeth K Nottingham yang pendapatnya tersebut tampak lebih menunjukkan pada realitas objektif, yaitu bahwa ia melihat pada dasaranya agama itu bertujuan mengangkat harkat dan martabat manusia dengan cara memberikan suasana batin yang nyaman dan menyejukkan, tapi juga agama terkadang disalah-gunakan oleh penganutnya untuk tujuan-tujuan yang merugikan orang lain.

Substansi agama bersifat transenden tetapi juga sekaligus imanen. Ia transenden, karena substansi agama sulit didefinisikan dan tidak terjangkau kecuali melalui predikat atau bentuk formalnya yang lahiriah. Namun begitu, agama juga imanen karena sesungguhnya hubungan antara predikat dan substansi tidak mungkin dipisahkan. Kalau saja substansi agama bisa dibuat hierarki, maka substansi agama yang paling primordial hanyalah satu. Ia bersifat parennial, tidak terbatas karena ia merupakan pancaran dari yang mutlak. Ketika substansi agama hadir dalam bentuk yang terbatas, maka sesungguhnya agama pada waktu yang sama bersifat universal sekaligus partikular.

Karena banyaknya definisi tentang agama yang dikemukakan para ahli, Harun Nasution mengatakan bahwa dapat diberi definisi sebagai berikut : 

1). Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus dipatuhi;

2). Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia;

3). Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia;

4). Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu;

5). Suatu sistem tingkah laku (code of condut) yang berasal dari kekuatan gaib;

6). Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada suatu kekuatan gaib;

7). Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia;

8). Ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang rasul (utusan Allah).

Selanjutnya, Taib Thahir Abdul Mu’in mengemukakan definisi agama sebagai suatu peraturan Tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang mempunyai akal untuk dengan kehendak dan pilihannya sendiri mengikuti peraturan tersebut, guna mencapai kebahagiaan hidupnya di dunia dan akhirat.

Dari beberapa definisi di atas, kita dapat menjumpai 4 unsur yang menjadi karakteristik agama sebagai berikut :

a). Pertama, unsur kepercayaan terhadap kekuatan gaib.

b). Kedua, unsur kepercayaan bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat nanti tergantung pada adanya hubungan yang baik dengan kekuatan yang dimaksud.

c). Ketiga, unsur respon yang bersifat emosional dari manusia

d). Keempat, unsur paham adanya yang kudus (sacred) dan suci, dalam bentuk kekuatan gaib, dalam bentuk kitab suci yang mengandung ajaran-ajaran agama yang bersangkutan, tempat-tempat tertentu, peralatan untuk menyelenggarakan upacara dan sebagainya.

Berdasarkan uraian tersebut di atas kita dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa agama adalah ajaran yang berasal dari Tuhan atau hasil renungan manusia yang terkandung dalam kitab suci yang turun menurun diwariskan oleh suatu generasi ke generasi dengan tujuan untuk memberi tuntunan dan pedoman hidup bagi manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Dari kesimpulan tersebut dapat dijumpai adanya lima aspek yang terkandung dalam agama. Pertama, aspek asal-usulnya, yaitu ada yang berasal dari Tuhan seperti agama samawi, dan ada yang berasal dari pemikiran manusia seperti agama ardli atau agama kebudayaan. Kedua, aspek tujuannya yaitu untuk memberikan tuntunan hidup agar bahagia di dunia dan akhirat. Ketiga, aspek ruang lingkupnya, yaitu keyakinan akan adanya kekuatan gaib, keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di dunia ini dan hidupnya di akhirat tergantung pada adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib, respon yang bersifat emosional, dan adanya yang dianggap suci. Keempat, aspek pemasyarakatannya, yaitu disampaikan secara turun temurun dan diwariskan dari generasi ke generasi lain. Kelima, aspek sumbernya, yaitu kitab suci.

B. Latar Belakang Perlunya Manusia Terhadap Agama

Sekurang-kurangnya ada empat alasan yang melatarbelakangi perlunya manusia terhadap agama. Keempat alasan tersebut secara singkat dapat dikemukakan sebagai berikut :


1. Latar Belakang Fitrah Manusia

Dalam bukunya yang berjudul Perspektif Manusia dan Agama, Murthada Muthahhari mengatakan, bahwa di saat berbicara tentang para nabi, Imam Ali as. menyebutkan bahwa mereka diutus untuk mengingatkan manusia kepada perjanjian yang telah diikat oleh fitrah mereka, yang kelak mereka akan dituntut untuk memenuhinya. Perjanjian itu tidak tercatat di atas kertas, tidak pula diucapkan oleh lidah, melainkan terukir dengan pena ciptaan Allah di permukaan kalbu dan lubuk fitrah manusia, dan di atas permukaan hati nurani serta di kedalaman perasaan batiniah.

ﻓﺄﻗﻢæﺟﻬﻚﻟﻠﺪﻳﻦﺣﻨﻴﻔﺎﻓﻄﺮﺓﺍﷲﻓﻄﺮﺍﻟﻨﺎﺱﻋﻠﻴﻬﺎ (ﺍﻟﺮﻭã٣٠) 
Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; tetapkanlah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia sesuai dengan fitrah itu (QS. Al-Rum, 30:30).

Berdasarkan informasi tersebut terlihat dengan jelas bahwa manusia secara fitri merupakan makhluk yang memiliki kemampuan untuk beragama. Hal demikian sejalan dengan petunjuk nabi dalam salah satu hadisnya yang mengatakan bahwa setiap anak yang dilahirkan memiliki fitrah (potensi beragama), maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi.

Bukti manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi beragama ini dapat dilihat melalui bukti historis dan antropologis. Melalui bukti-bukti historis dan antropologis kita mengetahui bahwa pada manusia primitif yang kepadanya tidak pernah datang informasi mengenai Tuhan, ternyata mereka mempercayai adanya Tuhan, sungguh pun Tuhan yang mereka percayai itu terbatas pada daya khayalnya.

Sebagian hipotesis mengatakan bahwa agama adalah produk rasa takut. Seperti rasa takut manusia dari alam, dari gelegar suara guruh yang menggetarkan, dari luasnya lautan, dan dari deburnya ombak yang menggulung serta gejala-gejala alamiah lainnya. Sebagai akibat dari rasa takut ini, terlintaslah agama dalam benak manusia. Lucterius, seorang filosof Yunani yang pendapatnya dikutip Murthada Muthahhari mengatakan bahwa nenek moyang pertama para dewa adalah dewa ketakutan. Hipotesis lainnya mengatakan bahwa agama adalah produk kebodohan. Sebagian orang percaya bahwa faktor yang mewujudkan agama adalah kebodohan manusia, sebab manusia, sebab dengan wataknya selalu cenderung untuk mengetahui sebab-sebab dan hukum-hukum yang berlaku atas alam ini serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalamnya.

Beberapa hipotesis tersebut telah banyak dibuktikan kegagalannya oleh para ahli karena dasar hipotesis tersebut adalah pemikiran manusia yang terbatas, sedangkan agama yang benar mesti datang dari yang Maha Tidak Terbatas, yaitu Tuhan. Hipotesis tersebut sekedar menunjukkan bahwa manusia memiliki potensi beragama, namun potensi tersebut jka tidak diarahkan akan keliru hasilnya sebagaimana terlihat pada beberapa hipotesis tersebut. Namun demikian, hal ini tidak berarti akal manusia tidak ada manfaatnya, melainkan menunjukkan bahwa dalam hal beragama akal saja tidaklah cukup.

Informasi lainnya yang menunjukkan bahwa manusia memiliki potensi beragama dikemukakan oleh Carld Gustave Jung. Jung percaya, bahwa agama termasuk hal-hal yang memang sudah ada di dalam bawah sadar secara fitri dan alami. Selanjutnya William James, seorang filosof dan ilmuan terkemuka dari Amerika mengatakan, ”Kendatipun benar pernyataan bahwa hal-hal fisis dan meterial merupakan sumber tumbuhnya berbagai keinginan batin, namun banyak pula keinginan yang tumbuh dari alam di balik alam material ini”. Buktinya, banyak perbuatan manusia tidak bersesuaian dengan perhitungan-perhitungan material. Sementara itu, Alexis Carell, salah seorang pemenang hadiah Nobel berpendapat bahwa doa merupakan gejala keagamaan yang paling agung bagi manusia, karena pada keadaan itu jiwa manusia terbang melayang kepada Tuhan. Pada bagian lain dari bukunya yang berjudul Doa, Carell mengatakan bahwa pada batin manusia ada seberkas sinar yang menunjukkan kepada manusia kesalahan-kesalahan dan penyimpangan-penyimpangan yang kadang-kadang dilakukannya. Sinar inilah yang mencegah manusia dari terjerumus ke dalam perbuatan dosa dan penyimpangan.

Adanya naluri beragama (bertuhan) tersebut lebih lanjut dapat semakin diperjelas jika kita mengkaji bidang tasawuf. Ketika kita mengkaji paham hulul dari Al-Hallaj (858 – 933 M) misalnya kita jumpai pendapatnya bahwa pada diri manusia terdapat sifat dasar ke-Tuhanan yang disebut lahut, dan sifat dasar kemanusiaan yang disebut nasut. Demikian pula pada diri Tuhan pun terdapat sifat lahut dan nasut. Sifat lahut Tuhan mengacu pada zat-Nya, sedangkan sifat nasut Tuhan mengacu pada sifat-Nya. Sementara itu sifat nasut manusia mengacu pada unsur lahiriah dan fisik manusi, sedangkan sifat lahut manusia mangacu kepada unsur batiniah dan Ilahiah. Jika manusia mampu merdam sifat nasutnya maka akan tampak adalah sifat lahutnya. Dalam keadaan demikian terjadilah pertemuan antara nasut Tuhan dengan lahut manusia, dan inilah yang dinamakan hulul.

2. Kelemahan dan Kekurangan Manusia

Faktor lainnya yang melatarbelakangi manusia memerlukan agama adalah karena di samping manusia memiliki berbagai kesempurnaan juga memiliki kekurangan. Hal ini antara laian diungkapkan oleh kata Al-Nafs. Menurut Qurash Shihab, bahwa dalam pandangan Alquran, nafs diciptakan Allah dalam keadaan sempurna yang berfungsi menampung serta mendorong manusia berbuat kebaikan dan keburukan, dan karena itu sisi dalam manusia inilah yang oleh Alquran dianjurkan untuk diberi perhatian lebih besar. Kita misalnya ayat yang berbunyi :

ﻭﻧﻔﺲﻭﻣﺎﺳﻮﻫﺎ٧ﻓﺎﻟﻬﻤﻬﺎﻓﺠﻮﺭﻫﺎﻭﺗﻘﻮﻫﺎ(ﺍﻟﺜﻤﺲ) 

Demi nafs serta penyempurnaa ciptaan, Allah mengilhamkan kepadanya kefasikan dan ketakutan. (QS. Al-Syams) 91 : 7 – 8).

Menurut Quraish Shihab bahwa kata mengilhamkan berarti potensi agar manusia melalui nafs menangkap makna baik dan buruk, serta dapat mendorongnya untuk melakukan kebaikan dan keburukan. Di sini antara lain terlihat perbedaan pengertian kata ini menurut Alquran dengan terminologi kaum Sufi, yang oleh Al-Qusyairi dalam risalahnya dinyatakan bahwa nafs dalam pengertian sufi adalah sesuatu yang melahirkan sifat tercela dan perilaku buruk. Pengertian kaum Sufi tentang nafs ini sama dengan yang terdapat dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang antara lain menjelaskan bahwa nafs adalah dorongan hati yang kuat untuk berbuat yang kurang baik.

Kaum Mu’tazilah mewajibkan pada Tuhan agar menurunkan wahyu dengan tujuan agar kekurangan yang dimiliki akal dapat dilengkapi dengan informasi yang datang dari wahyu (agama). Dengan demikian, Mu’tazilah secara tidak langsung memandang bahwa manusia memerlukan wahyu.

3. Tantangan Manusia

Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama adalah karena manusia dalam kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai tantangan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Tantangan dari dalam dapat berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan setan (Lihat QS. 12:5; 17:53). Sedangkan tantangan dari luar dapat berupa rekayasa dan uapaya-upaya yang dilakukan manusia yang secara sengaja berupaya ingin memalingkan manusia dari Tuhan.

BAB III
BERBAGAI PENDEKATAN di DALAM MEMAHAMI AGAMA

Dewasa ini kehadiran agama semakin dituntut agar ikut terlibat secara aktif di dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi umat manusia. Agama tidak boleh hanya sekedar menjadi lambang kesalehan atau berhenti sekadar disampikan dalam kotbah, melainkan secara konsepsional menunjukkkan cara-cara yang paling efektif dalam memecahkan masalah.

Tuntutan terhadap agama yang demikian itu dapat dijawab manakala pemahaman agama yang selama ini banyak menggunakan pendekatan teologis dilengkapi dengan pemahaman agama yang menggunakan pendekatan lain, yang secara operasional konseptual, dapat memberikan jawaban terhadap masalah yang timbul.

Dalam memahami agama banyak pendekatan yang dilakukan. Hal demikian perlu dilakukan, karena pendekatan tersebut kehadiran agama secara fungsional dapat dirasakan oleh penganutnya.

Berbagai pendekatan tersebut meliputi pendekatan teologis normatif, antropologis, sosiologis, psikologis, historis, kebudayaan dan pendekatan filosofis. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan di sini adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama. Dalam hubungan ini, Jalaluddin Rahmat mengatakan bahwa agama dapat diteliti dengan menggunakan berbagai paradigma.

Untuk lebih jelasnya berbagai pendekatan tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut :

A. Pendekatan Teologis Normatif

Pendekatan teologis normatif dalam memahami agama secara harfiah dapat diartikan sebagai upaya memahami agama dengan menggunakan kerangka Ilmu Ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud empirik dari suatu keagamaan dianggap sebagai yang paling benar dibandingkan dengan lainnya. Amin Abdullah mengatakan, bahwa teologi, sebagaimana kita ketahui, tidak bisa tidak pasti mengacu kepada agama tertentu. Loyalitas terhadap kelompok sendiri, komitmen dan dedikasi yang tinggi serta penggunaan bahasa yang bersifat subyektif, yakni bahasa sebagai pelaku, bukan sebagai pengamat adalah merupakan ciri yang melekat pada bentuk pemikiran teologis.

Menurut pengamatan Sayyed Hosein Nasr, dalam era kontemporer ini ada 4 prototipe pemikiran keagamaan Islam, yaitu pemikiran keagamaan fundamentalis, modernis, mesianis dan tradisionalis. Keempat prototipe pemikiran keagamaan tersebut sudah barang tentu tidak mudah disatukan dengan begitu saja. Masing-masing mempunyai ”keyakinan” teologi yang seringkali sulit untuk didamaikan.

Dari pemikiran tersebut, dapat diketahui bahwa pendekatan teologi dalam pemahaman keagamaan adalah pendekatan yang menekankan pada bentuk forma atau simbol-simbol keagamaan yang masing-masing bentuk forma atau simbol-simbol keagamaan tersebut mengklaim dirinya sebagai yang paling benar sedangkan lainnya sebagai salah.

Amin Abdullah mengatakan bahwa pendekatan teologi semata-mata tidak dapat memecahkan masalah esensial pluralitas agama saat sekarang ini.

Berkenaan dengan hal di atas, saat ini muncullah apa yang disebut dengan istilah teolgi masa kritis, yaitu suatu usaha manusia untuk memahami penghayatan imannya atau penghayatan agamanya, suatu penafsiranm atas sumber-sumber aslinya dan tradisinya dalam konteks permasalahan masa kini, yaitu teologi yang bergerak antara dua kutub : teks dan situasi; masa lampau dan masa kini.

B. Pendekatan Antropologis

Pendekatan antropologis dalam memahami agama dapat diartikan sebagai salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Melalui pendekatan ini agama tampak akrab dan dekat dengan masalah-masalah yang dihadapi manusia dan berupaya menjelaskan dan memberikan jawabannya.

C. Pendekatan Sosiologis

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai hidupnya itu. Soerjono Soekanto mengartikan sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang membatasi diri terhadap persoalan penilaian.

Dari dua definisi terlihat bahwa sosiologi adalah ilmu yang menggambarkan tentang keadaan masyarakat lengkap dengan struktur, lapisan serta berbagai gejala sosial lainnya yang saling berkaitan.

Selanjutnya, sosiologi dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam memahami agama. Hal demikian dapat dimengerti, karena banyak bidang kajian agama yang baru dapat dipahami secara proporsional dan tepat apabila menggunakan jasa bantuan dan ilmu sosiologi.

Jalaluddin Rahmat dalam bukunya yang berjudul Islam Alternatif, menunjukkan betapa besarnya perhatian agama yang dalam hal ini Islam terhadap masalah sosial, dengan mengajukan lima alasan sebagai berikut :

1). Pertama, dalam Alquran atau kitab-kitab hadis, proporsi terbesar kedua sumber hukum Islam itu berkenaan dengan urusan muamalah. Menurut Ayatullah Khomaeni dalam bukunya Al-Hukumah Al-Islamiyah yang dikutip Jalaluddin Rahmat, dikemukakan bahwa perbandingan antara ayat-ayat ibadah dan ayat-ayat yang menyangkut kehidupan sosial adalah satu berbanding seratus – untuk satu ayat ibadah, ada seratus ayat muamalah (masalah sosial).

2). Kedua, bahwa ditekankannya masalah muamalah (sosial) dalam Islam ialah adanya kenyataan bahwa bila urusan ibadah bersamaan waktunya dengan urusan muamalah yang penting, maka ibadah boleh diperpendek atau ditangguhkan (tentu bukan ditinggalkan), melainkan dengan tetap dikerjakan sebagaimana mestinya.

3). Ketiga, bahwa ibadah yang mengandung segi kemasyarakatan diberi ganjaran lebih besar daripada ibadah yang bersifat perseorangan. Karena itu shalat yang dilakukan secara berjemaah dinilai lebih tinggi nilainya daripada shalat yang dikerjakan sendirian (munfarid) dengan ukuran satu berbanding dua puluh derajat.

4). Keempat, dalam Islam terdapat ketentuan bila urusan ibadah dilakukan tidak sempurna atau batal, karena melanggar pantangan tertentu, maka kifaratnya (tembusannya) adalah melakukan sesuatu yang berhubungan dengan masalah sosial.

5). Kelima, dalam Islam terdapat ajaran bahwa amal baik dalam bidang kemasyarakatan mendapat ganjaran lebih besar daripada ibadah sunnah.

D. Pendekatan Filosofis

Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata philo yang berarti cinta kepada kebenaran, ilmu dan hikmah. Selain itu, filsafat dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha manutkan sebab dan akibat serta berusaha manafsirkan pengalaman-pengalaman manusia. Dalam Kamus Umum Bahsa Indonesia, Poerwadarminta mengartikan filsafat sebagai pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab, asas-asas, hukum dan sebagainya terhadap segala yang ada di alam semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti ”adanya” sesuatu. Pengertian filsafat yang umumnya digunakan adalah pendapat yang dikemukakan Sidi Gazalba. Menurutnya filsafat adalah berpikir secara mendalam, sitemik, radikal dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti, hikmah atau hakikat mengenai segala sesuatu yang ada.

Filsafat mencari sesuatu yang mendasar, asas, dan inti yang terdapat di balik yang bersifat lahiriah.

E. Pendekatan Historis

Sejarah atau historis adalah suatu ilmu yang di dalamnya dibahas berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat, waktu, objek, latar belakang dan pelaku dari peristiwa tersebut.

Melalui pendekatan sejarah seseorang diajak menukik dari alam idealis ke alam yang bersifat empiris dan mendunia. Dari keadaan ini seseorang akan melihat adanya kesenjangan atau keselarasan antara yang terdapat dalam alam idealis dengan yang ada di alam empiris dan historis.

F. Pendekatan Kebudayaan

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kebudayaan diartikan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, adat istiadat; dan berarti pula kegiatan (usaha) batin (akal dan sebagainya) untuk menciptakan sesuatu yang termasuk hasil kebudayaan. Sementara itu, Sutan Takdir Alisjahbana mengatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang terjadi dari unsur-unsur yang berbeda seperti pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat dan segala kacakapan lain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Dengan demikian, kebudayaan adalah hasil daya cipta manusia dengan menggunakan dan mengarahkan segenap potensi batin yang dimilikinya.

G. Pendekatan Psikologi

Psikologi atau ilmu jiwa adalah jiwa yang mempelajari jiwa seseorang melalui gejala perilaku yang dapat diamatinya. Menurut Zakiah Daradjat, perilaku seseorang yang tampak lahiriah terjadi karena dipengaruhi oleh keyakinan yang dianutnya. Ilmu jiwa agama sebagaimana yang dikemukakan Zakiah Daradjat, tidak akan mempersoalkan benar tidaknya suatu agama yang dianut seseorang, melainkan yang dipentingkan adalah bagaimana keyakinan agama tersebut terlihat pengaruhnya dalam perilaku penganutnya.

Dengan ilmu jiwa ini seseorang selain akan mengetahui tingkat keagamaan yang dihayati, dipahami dan diamalkan seseorang juga dapat digunakan sebagai alat untuk memasukkan agama ke dalam jiwa seseorang sesuai dengan tingkatan uasianya. Dengan ilmu agama akan menemukan cara yang tepat dan cocok untuk menanamkannya.

BAB IV
HUBUNGAN AGAMA DENGAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL



Dunia saat ini tengah memasuki era globalisasi dengan dampak negatif dan positifnya. Di antara dampak negatif tersebut misalnya terjadi dislokasi, dehumanisasi, sekuralisasi dan sebagainya; sedangkan dampak positifnya antara lain terbukanya berbagai kemudahan dan kenyamanan, baik dalam lingkungan ekonomi (ekonosfer), informasi (infosfer), teknologi (teknosfer), sosial (sisosfer) maupun psikolgi (psikosfer).

A. Pandangan Ajaran Islam Tentang Ilmu Sosial

Sejak kelahirannya belasan abad yang lalu, Islam telah tampil sebagai agama yang memberi perhatian pada keseimbangan hidup antara dunia dan akhirat; antara hubungan manusia dengan Tuhan; antara hubungan manusia dengan manusia; dan antara urusan ibadah dengan urusan muamalah.

Dalam keadaan demikian, kita saat ini nampaknya sudah mendesak untuk mememiliki ilmu pengetahuan sosial yang mampu membebaskan manusia dari berbagai problema tersebut. Ilmu pengetahuan sosial yang dimaksudkan adalah ilmu pengetahuan yang digali dari nilai-nilai agama. Kuntowijoyo menyebutnya sebagai ilmu sosial profetik.

B. Ilmu Sosial Yang Bernuansa Islam

Menurut Kuntowijoyo, kita butuh ilmu sosial profetik, yaitu ilmu sosial yang tidak hanya menjelaskan dan mengubah fenomena sosial, tetapi juga memberi petunjuk ke arah mana transformasi itu dilakukan, untuk apa dana oleh siapa. Yaitu ilmu sosial yang mampu mengubah fenomena berdasarkan cita-cita etik dan profetik tertentu; perubahan tersebut didasarkan pada tiga hal. Pertama, cita-cita kemanusiaan, kedua, liberasi dan ketiga, transendensi. Cita-cita profetik tersebut dapat diderivasikan dari misi historis Islam sebagaimana terkandung dalam ayat 110 surat Ali Imron sebagai berikut :

(ﺍﻝﻋﻤﺮﺍﻥ١١٠) ﻛﻨﺘﻢﺧﻴﺮﺍﻣﺔﺃﺧﺮﺟﺖﻟﻠﻨﺎﺱﺗﺄﻣﺮﻭﻥﺑﺎﻟﻤﻌﺮﻭﻑﻭﺗﻨﻬﻮﻥﻋﻦﺍﻟﻤﻨﻜﺮ 

Kamu sekalian adalah sebaik-baiknya umat yang ditugaskan kepada manusia menyuruh berbuat baik, mencegah berbuat munkar dan beriman kepada Allah. (QS. Al-Imron, 110).

Nilai-nilai kemanusiaan (humanisasi), liberasi dan transendensi yang dapat digali dari ayat tersebut dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut :

Pertama, bahwa tujuan humanisasai adalah memanusiakan manusia dari proses dehumanisasi.

Sementara itu tujuan liberasi adalah pembebasan manusia dari lingkungan teknologi, pemerasan kehidupan, menyatu dengan orang miskin yang tregusur oleh kekuatan ekonomi raksasa dan berusaha membebaskan manusia dari belenggu yang kita buat sendiri.

Selanjutnya, tujuan dari transendensi adalah menumbuhkan dimensi transendental dalam kebudayaan.

Dalam ilmu sosial profetik, kita ingin melakukan reorientasi terhadap epistemologi, orientasi terhadap mode of thought dan mode of inquirity, yaitu suatu pandangan bahwa sumber ilmu bukan hanya berasal dari rasio dan empiri sebagaimana yang dianut dalam masyarakat barat, tetapi juga dari wahyu.

C. Peran Ilmu Sosial Profetik Pada Era Globalisasi

Dengan ilmu sosial profetik yang kita bangun dari ajaran Islam sebagaimana tersebut di atas, kita tidak perlu takut atau khawatir terhadap dominasi sains Barat dan arus globalisasi yang terjadi saat ini. Islam perlu membuka diri terhadap seluruh warisan peradaban. Islam adalah sebuah paradigma terbuka.

Sejak beberapa abad yang lalu Islam mewarisi tradisi sejarah dari seluruh warisan peradaban manusia. Kita tidak membangun dari ruang yang hampa. Hal demikian dapat dipahami dari kandungan Surat Al-Maidah ayat 3 yang artinya : Pada hari ini telah aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah aku cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Kata telah Ku-sempurnakan agama-Ku mengandung arti bukan membuat yang baru atau membangun dari ruang yang hampa melainkan dari bahan-bahan yang sudah ada.

Islam mewarisi peradaban Yunani dan Romawi di Barat, peradaban Persia, India dan cina di Timur. Ketika abad VIII – XV peradaban Barat dan Timur tenggelam dan menjalani kemerosotan, Islam bertindak sebagai pewaris utamanya untuk kemudian diambil-alih oleh Barat sekarang melalui renaissans.

Alquran sebagai sumber utama ajaran Islam diturunkan bukan dalam ruang hampa, melainkan dalam setting sosial aktual.

Bukti sejarah tersebut memperlihatkan dengan jelas bahwa dari segi sejak kelahirannya lima belas abad yang lalu Islam telah tampil sebagai agama terbuka, akomodatif serta berdampingan dengan agama, kebudayaan dan peradaban lainnya. Tetapi dalam waktu bersamaan Islam juga tampil memberikan kritik, perbaikan, bahkan penolakan dengan cara-cara yang amat simpatik dan tidak menimbulkan gejolak sosial yang membawa korban yang tidak diharapkan.

Dengan mengikuti uraian di atas, kiranya menjadi jelas bahwa Islam memiliki perhatian dan kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalah sosial. Karena itu, kehadiran ilmu sosial yang banyak membicarakan tentang manusia tersebut dapat diakui oleh Islam. Namun Islam memiliki pandangan yang khas tentang ilmu sosial yang harus dikembangkan, yaitu ilmu sosial profetik yang dibangun dari ajaran Islam dan diarahkan untuk humanisasi, liberasi dan transendensi. Ilmu pengetahuan sosial demikian yang dibutuhkan dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya pada era globalisasi di abad XXI mendatang.

BAB V
PENGERTIAN DAN SUMBER AJARAN ISLAM



Sebagai agama terakhir, Islam diketahui memiliki karakteristik yang khas dibandingkan dengan agama-agama yang datang sebelumnya.

A. Pengertian Agama Islam

Ada dua sisi yang dapat kita gunakan untuk memahami pengertian agama Islam, yaitu sisi kebahasaan dan sisi peristilahan. Kedua sisi pengertian tentang Islam ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

Dari segi kebahasaan Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa dan damai. Dan kata salima selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian.

Senada dengan pendapat di atas, sumber lain mengatakan Islam berasal dari bahasa Arab, terambil dari kata salima yang berarti selamat sentosa. Dari asal kata itu dibentuk kata aslama yang artinya memelihara dalam keadaan selamat sentosa dan berarti pula menyerahkan diri, tunduk, patuh dan taat.

Dari pengertian itu, kata Islam dekat arti kata agama yang berarti menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan dan kebiasaan.

B. Sumber Ajaran Islam

Di kalangan ulama terdapat kesepakatan bahwa sumber ajaran Islam yang utama adalah Alquran dan Al-Sunnah; sedangkan penalaran atau akal pikiran sebagai alat untuk memahami Alquran dan Al-Sunnah .

1. Alquran

Di kalangan para ulama dijumpai adanya perbedaan pendapat di sekitar pengertian Alquran baik dari segi bahasa maupun istilah. Asy-Syafi’i misalnya mengatakan bahwa Alquran bukan berasal dari akar kata apa pun, dan bukan pula ditulis dengan memakai kata hamzah. Lafal tersebut sudah lazim digunakan dalam pengertian kalamullah (firman Allah) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Sementara itu Al-Farra berpendapat bahwa lafal Alquran berasal dari kata qarain jamak dari kata qarinah yang berarti kaitan; karena dilihat dari segi makna dan kandungannya ayat-ayat Alquran itu satu sama lain saling berkaitan. Selanjutnya, Al-Asy’ari dan para pengikutnya mengatakan bahwa lafal Alquran diambil dari akar kata qarn yang berarti menggabungkan suatu atas yang lain; karena surat-surat dan ayat-ayat Alquran satu dan lainnya saling bergabung dan berkaitan.

Manna’ al-Qathhthan, secara ringkas mengutip pendapat para ulama pada umumnya yang menyatakan bahwa Alquran adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dan dinilai ibadah bagi yang membacanya. Pengertian yang demikian senada dengan yang diberikan Al-Zarqani.

2. Al-Sunnah

Kedudukan Al-Sunnah sebagai sumber ajaran Islam selain didasarkan pada keterangan ayat-ayat Alquran dan hadis juga didasarkan kepada pendapat kesepakatan para sahabat. Yakni seluruh sahabat sepakat untuk menetapkan tentang wajib mengikuti hadis, baik pada masa Rasulullah masih hidup maupun setelah beliau wafat.

Menurut bahasa Al-Sunnah artinya jalan hidup yang dibiasakan terkadang jalan tersebut ada yang baik dan ada pula yang buruk. Pengertian Al-Sunnah seperti ini sejalan dengan makna hadis Nabi yang artinya : ”Barang siapa yang membuat sunnah (kebiasaan) yang terpuji, maka pahala bagi yang membuat sunnah itu dan pahala bagi orang yang mengerjakanny; dan barang siapa yang membuat sunnah yang buruk, maka dosa bagi yang membuat sunnah yang buruk itu dan dosa bagi orang yang mengerjakannya.

Sementara itu Jumhurul Ulama atau kebanyakan para ulama ahli hadis mengartikan Al-Sunnah, Al-Hadis, Al-Khabar dan Al-Atsar sama saja, yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw, baik dalam bentuk ucapan, perbuatan maupun ketetapan. Sementara itu ulama Ushul mengartikan bahwa Al-Sunnah adalah sesuatu yang berasal dari Nabi Muhammad dalam bentuk ucapan, perbuatan dan persetujuan beliau yang berkaitan dengan hukum.

Sebagai sumber ajaran Islam kedua, setelah Alquran, Al-Sunnah memiliki fungsi yang pada intinya sejalan dengan alquran. Keberadaan Al-Sunnah tidak dapat dilepaskan dari adanya sebagian ayat Alquran :

1). Yang bersifat global (garis besar) yang memerlukan perincian;

2). Yang bersifat umum (menyeluruh) yang menghendaki pengecualian;

3). Yang bersifat mutlak (tanpa batas) yang menghendaki pembatasan; dan ada pula

4). Isyarat Alquran yang mengandung makna lebih dari satu (musytarak) yang menghendaki penetapan makna yang akan dipakai dari dua makna tersebut; bahkan terdapat sesuatu yang secara khusus tidak dijumpai keterangannya di dalam Alquran yang selanjutnya diserahkan kepada hadis nabi.

BAB VI
KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM

Selama ini kita sudah mengenal Islam, tetapi Islam dalam potret yang bagaimanakah yang kita kenal itu, tampaknya masih merupakan suatu persoalan yang perlu didiskusikan lebih lanjut. Misalnya mengenal Islam dalam potret yang ditampilkan Iqbal dengan nuansa filosofis dan sufistiknya. Islam yang ditampilkan Fazlur Rahman bernuansa historis dan filosofis. Demikian juga, Islam yang ditampilkan pemikir-pemikir dari iran seperti Ali Syari’ati, Sayyed Hussein Nasr, Murthada Munthahhari.

Pemikiran para ilmuan Muslim dengan mempergunakan berbagai pendekatan tersebut di atas kiranya dapat digunakan sebagai bahan untuk mengenal karakteristik ajaran Islam, tidak mencoba memperdebatkannya antara satu dan lainnya, melainkan lebih mencari sisi-sisi persamaannya untuk kemaslahatan umat umumnya dan untuk keperluan studi Islam pada khususnya.

A. Dalam Bidang Agama

Melalui karyanya berjudul Islam Doktrin dan Peradaban, Nurcholis Madjid banyak berbicara karakteristik ajaran Islam dalam bidang agama. Menurutnya, bahwa dalam bidang agama Islam mengakui adanya pluralisme. Pluralisme menurut Nurcholis Madjid adalah aturan Tuhan (Sunnah Allah) yang tidak akan berubah, sehingga juga tidak mungkin dilawan atau diingkari.

Karakteristik agama Islam dalam visi keagamaannya bersifat toleran, pemaaf, tidak memaksakan dan saling menghargai karena dalam pluralitas agama tersebut terdapat unsur kesamaan yaitu pengabdian pada Tuhan.

B. Dalam Bidang Ibadah

Karakteristik ajaran Islam selanjutnya dapat dikenal melalui konsepsinya dalam bidang ibadah. Secara harfiah ibadah berarti bakti manusia kepada Allah Swt, karena didorong dan dibangkitkan oleh akidah tauhid.

Visi Islam tentang ibadah merupakan sifat, jiwa, dan misi ajaran Islam itu sendiri yang sejalan dengan tugas penciptaan manusia, sebagai makhluk yang hanya diperintahkan agar beribadah kepada-Nya.

C. Bidang Akidah

Dalam Kitab Mu’jam al-Falsafi, Jamil Shaliba mengartikan akidah menurut bahasa adalah menghubungkan dua sudut sehingga bertemu dan bersambung secara kokoh. Ikatan tersebut berbeda dengan terjemahan kata ribath yang artinya juga ikatan tetapi ikatan yang mudah dibuka, karena akan mengandung unsur yang membahayakan.

Karakteristik Islam yang dapat diketahui melalui bidang akidah ini adalah bahwa akidah Islam bersifat murni baik dalam isinya maupun prosesnya.

D. Bidang Ilmu dan Kebudayaan

Karakteristik Islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersikap terbuka, akomodatif, tetapi juga selektif. Islam adalah paradigma terbuka. Ia merupakan mata rantai peradaban duni. Dalam sejarah kita melihat Islam mewarisi peradaban Yunani-Romawi di Barat dan peradaban-peradaban Persia, Indi dan Cina di Timur.

Karakteristik Islam dalam bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan dapat dilihat dari 5 ayat pertama surat Al-Alaq yang diturunkan Tuhan kepada Nabi Muhammad Saw. Pada ayat tersebut terdapat kata iqra’ yang diulang sebanyak dua kali. Kata tersebut menurut A.Baiquni, selain berarti membaca dalam arti biasa, juga berarti menelaah, mengobservasi, membandingkan, mengukur, mendiskripsikan, menganalisis dan penyimpulan secara induktif.

E. Bidang Pendidikan

Islam memaandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang (education for all), laki-laki atau perempuan dan berlangsung sepanjang hayat (long life education).

F. Bidang Sosial

Ajaran Islam dalam bidang sosial ini termasuk yang paling menonjol karena seluruh bidang ajaran Islam sebagaimana telah disebutkan di atas pada akhirnya ditujukan untuk kesejahteraan manusia.

Menurut penelitian yang dilakukan Jalaluddin Rahmat, Islam ternyata agama yang menekankan urusan muamalah lebih besar daripada urusan ibadah. Islam ternyata banyak memperhatikan aspek kehidupan sosial daripada aspek kehidupan ritual.

G. Dalam Bidang Kehidupan Ekonomi

Karakteristik ajaran Islam selanjutnya dapat dipahami dari konsepsinya dalam bidang kehidupan. Islam memandang bahwa kehidupan yang harus dilakukan manusia adalah hidup yang seimbang dan tidak terpisahkan antara urusan dunia dan akhirat. Urusan dunia dikejar dalam rangka mengejar kehidupan akhirat dan kehidupan akhirat dicapai dengan dunia. Kita membaca hadis nabi yang diriwayatkan oleh Ibn Mubarak yang artinya : Bukanlah termasuk orang yang baik di antara kamu adalah orang yang meninggalkan dunia karena mengejar kehidupan akhirat, dan orang yang meninggalkan akhirat karena mengejar kehidupan dunia. Orang yang baik adalah orang yang meraih keduanya secara seimbang, karena dunia adalah alat menuju akhirat, dan jangan dibalik yakni akhirat dikorbankan untuk urusan dunia.

H. Dalam Bidang Kesehatan

Ajaran Islam tentang kesehatan berpedoman pada prinsip pencegahan lebih diutamakan daripada penyembuhan. Berkenaan dengan konteks kesehatan ini ditemukan banyak petunjuk kitab suci dan sunnah Nabi Muhammad Saw. yang pada dasarnya mengerah pada upaya pencegahan diantaranya. Surat Al-Baqarah , 2:222) yang artinya : Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan senang kepada orang-orang yang membersihkan diri. Selain itu Surat Al-Mudatsir 74:4-5) yang artinya : Dan bersihkanlah pakaianmu dan tinggalkanlah segala macam kekotoran.

I. Dalam Bidang Politik

Dalam Alquran Surat An-Nisa’ ayat 156 terdapat perintah menaati ulil amri yang terjemahannya termasuk penguasa di bidang politik, pemerintahan dan negara. Islam menghendaki suatu ketaatan kritis yaitu ketaatan yang didasarkan pada tolak ukur kebenaran dari Tuhan. Jika pemimpin tersebut berpegang teguh pada tuntutan Allah dan rasul-Nya maka wajib ditaati. Sebaliknya, jika pemimpin tersebut bertentangan dengan kehendak Allah dan rasul-Nya, boleh dikritik atau diberi saran agar kembali ke jalan yang benar dengan cara-cara yang persuasif. Dan jika cara tersebut juga tidak dihiraukan oleh pemimpin tersebut, boleh saja untuk tidak dipatuhi.

J. Dalam Bidang Pekerjaan

Islam memandang bahwa kerja sebagai ibadah kepada Allah Swt. Atas dasar ini maka kerja yang dikehendaki Islam adalah kerja yang bermutu, terarah pada pengabdian terhadap Allah Swt, dan kerja yang bermanfaat bagi orang lain.

Untuk menghasilkan produk pekerjaan yang bermutu, Islam memandang kerja yang dilakukan adalah kerja profesional, yaitu kerja yang didukung ilmu pengetahuan, keahlian, pengalaman, kesungguhan dan sebagainya.

K. Islam Sebagai Disiplin Ilmu

Islam juga telah tampil sebagai sebuah disiplin ilmu yaitu ilmu keislaman. Menurut peratutan Menteri Agama Republik Indonesia Tahun 1985, bahwa yang termasuk disiplin ilmu keislaman adalah Alquran/Tafsir, Hadis/Ilmu Hadis, Ilmu Kalam, Filsafat, Tasawuf, Hukum Islam (Fiqih), Sejarah dan Kebudayaan Islam serat Pendidikan Islam.


Islam sebenarnya mempunyai aspek teologi, aspek ibadah, aspek moral, aspek mistisisme, aspek filsafat, aspek sejarah, aspek kebudayaan dan sebagainya.