Di
persimpangan jalan menjadi saksi kamu pergi.
Sejak kamu pergi, dingin menyerang
lagi.
Namun kali ini bertemankan sepi.
Aku menyaksikan punggungmu
perlahan menjauh.
Meninggalkan aku dengan hati berjuta gaduh.
Entah akankah
kamu kembali berlabuh.
Tepat di mana hatimu pernah terjatuh.
Aku tak bisa menjadi cahaya.
Dalam setiap langkahmu yang penuh lara.
Hingga kamu akhirnya memilih dia.
Tinggal aku berpeluh luka.
Aku hanya berangan.
Menjadikanmu
sejuta kenangan.
Dalam hati yang penuh harapan.
Lupakan aku? Jangan.
Kamu tak perlu meragu.
Jika kelak
kamu lupa aku.
Aku masih di sini terbujur kaku.
Obati luka satu persatu.
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon Tinggalkan Komentar