Aku tidak suka.
Rasanya terlalu muak memiliki keadaan seperti ini.
Harus menatap mahluk jelita dengan haru.
Tanpa perantara, riuh dan alunan.
Hanya tatapan yang tanpa kedip terus merayu rasa.
Ini cuma kisah berbalut ketidakpastian.
Aku tidak suka romantisme.
Hanya antara dua mahluk menumpahkan nafsu dengan istilah.
Menghalalkan cara dengan kata.
Dan menyelimuti dosa dengan senyuman.
Bagaimana bisa seorang pendekar kalah dengan sepasang tangan lembut?
Bagaimana bisa raja yang agung memberi hormat pada mata pelayannya?
Bagaimana bisa bidadari syurga melupakan kehormatannya demi pelukan duda?
Harus menatap mahluk jelita dengan haru.
Tanpa perantara, riuh dan alunan.
Hanya tatapan yang tanpa kedip terus merayu rasa.
Ini cuma kisah berbalut ketidakpastian.
Aku tidak suka romantisme.
Hanya antara dua mahluk menumpahkan nafsu dengan istilah.
Menghalalkan cara dengan kata.
Dan menyelimuti dosa dengan senyuman.
Bagaimana bisa seorang pendekar kalah dengan sepasang tangan lembut?
Bagaimana bisa raja yang agung memberi hormat pada mata pelayannya?
Bagaimana bisa bidadari syurga melupakan kehormatannya demi pelukan duda?
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon Tinggalkan Komentar