SOSIOLOGI DAKWAH

1 komentar

BAB I
TINJAUAN UMUM TENTANG SOSIOLOGI DAKWAH

A. Sebab Munculnya Sosiologi Dakwah

Sosiologi Dakwah merupakan cabang dari disiplin ilmu Sosiologi. Barangkali pertanyaan yang timbul kemudian adalah ”Mengapa muncul sebuah ilmu baru yang bernama sosiologi dakwah?” Kenyataan dalam kehidupan manusia menunjukkan bahwa masyarakat, secara terus menerus mengalami perubahan yang sangat cepat, progresif dan seringkali tampak gejala desintegratif, yaitu melonggarnya kesetiaan terhadap nilai-nilai umum. Perubahan secara cepat itu menimbulkan culture lag yaitu ketertinggalan budaya karena berhadapan dengan sejumlah kendala. Ini merupakan sumber masalah dalam masyarakat, masalah-masalah dalam masyarakat bisa terjadi dalam dunia dakwah yang selesai sulit bahkan tidak mampu untuk diselesaikan. Dalam hal ini pakar sosiologi diharapkan bisa member kontribusi untuk ikut memecahkan masalah-masalah dakwah yang mendasar.

Seorang dai (pelaku dakwah) adalah manager, informator, konduktor yang harus berperilaku seperti yang diharapkan masyarakat. Seorang daiyang bertindak sebagai pendidik, pengajar dan pembangun masyarakat diharapkan berperilaku baik dan bermoral tinggi sebagai teladan bagi masyarakat masa yang akan datang. Kepribadian dai dapat mempengaruhi suasana proses dakwah dalam suatu komunitas tertentu, yang bisa membuat komunitas yang menjadi mitra dakwah, untuk memperhatikan, memahami dan melaksanakan pesan dakwah. Sementara itu perkembangan masyarakat banyak dipengaruhioleh faktor- faktor internal dari kalangan masyarakat itu sendiri atau faktor eksternal yang dianggap memiliki kewibawaan.


B. Definisi Sosiologi Dakwah

Secara epistimologis, terdiri dari dua kata, sosiologi dan dakwah. Sosiologi berarti ilmu tentang kemasyarakatan dalam tindakan-tindakan hidupnya kehidupan bermasyarakat, sedangkan dakwah adalah upaya untuk berusaha mengajak orang kepada kebaikan.

Sosiologi Dakwah, secara etimologis, adalah ilmu yang mengkaji tentang upaya pemecahan masalah-masalah dakwah dengan pendekatan sosiologis. Dan yang menjadi aspek sosiologi karena dalam kegiatan dakwah itu terdapat hubungan dan pergaulan sosial, yakni hubungan antara pelaku dakwah dan mitra dakwah.

Dalam hubungan ini perlu dikemukakan bahwa dalam lembaga-lembaga, kelompok sosial dan proses sosial terdapat hubungan-hubungan siosial atau secara teknis atau di sebut interaksi sosial, dari hasil interaksi sosial ini maka masyarakat harus mampu mengembangkan dan membentuk tingkah laku yang kemudian menumbuhkan dan mengembangkan sistem dakwah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sosiologi dakwah adalah ilmu yang mempelajari hubunga-hubungan antara semua pokok masalah dalam proses dakwah dan proses sosial. Sosiologi Dakwah adalah ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memecahkan masalah-masalah dakwah dengan pendekatan dan analisis sosiologis.

C. Eksitensi Soiologi Dakwah

Dakwah merupakan bagian penting dari pemikiran masyarakat, maka sosiologi bisa diharapkan memiliki peran penting dalam pemikiran dakwah. Tugas dakwah menurut soiologi adalah menjaga harmonisasi kehidupan masyarakat dan mendorong kemajauan masyarakat, hal ini sesuai dengan tujuan dakwah itu sendiri, kemaslahatan umat atau kemajuan masyarakat.

Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan memiliki lapangan penelitian, sudut pandang, metode, dan susunan pengerahuan. Objek penelitiannya adalah tingkah laku manusia dalam kelompok. Sudut pandangnya adalah memandang hakekat masyarakat kebudayaan dan individu secara ilmiah. Adapun susunan pengetahuannya terdiri atas konsep-konsep dan prinsip-prinsip mengenai kehidupan kelompok sosial, budaya dan perkembangan individu.

Maka eksistensi sosiologi dakwah sangat dibutuhkan untuk menunjang kelancaran berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik antar sesama. Karena, sosiologi dakwah tujuan walnya untuk menjaga stabilitas kehidupan bermasyarakat dan bersosial.

D. Konsepsi dan Posisi Sosiologi Dakwah

Dalam sejarahnya, manusia tidak pernah berhenti dari kesibukan. Baik kesibukan dalam menghadapi kehidupan luar maupun kesibukan dalam hubungan diri sendiri. Sejak pagi sampai malam mulai dari anak kecil sampai orang tua, mereka sibuk dengan urusannya masing-masing. Dalam kesibukan-kesibukan itu terjadi hubungan timbal balik dalam upaya mencapai dan memenuhi hubungan mereka.

Dalam menghadapi lingkungan sekitar, manusia dengan tingkah lakunya menimbulkan usaha-usaha untuk mengetahui kebutuhan mereka, misalnya, dalam memanipulasi suatu benda untuk menjadi barang kebutuhan kegiatan manusia untuk mengetahui, menguasai dan memanfaatkan alam sekitar itu menimbullkan berbagai cabang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Berbagai kegiatan manusia sebagai makluk sosial memunculkan berbagai ilmu pengetahuan. Misalnya, kegiatan untuk berdakwah, yakni menyampaikan suatu ajaran atau mengajak terhadap hal yang positif karena itu lahirnya sosiologi dakwah masih sangat tebatas untuk bisa diketahui oleh masyarakat luas, baik di Indonesia bahkan dunia sekalipun.

E. Memahami dan Melaksanakan Sosiologi Dakwah

Sosiologi dakwah akan bisa dipahami dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari serta dimanfaatkan dalam bidang dakwah, untuk memecahkan masalah-masalah dakwah yang mendasar.

Sosialisasi keberagaman yang dilakukan dengan sungguh-sungguh akan sangat membantu pelaksanaan sosiologi dakwah. Secara singkat dapat di katakanan bahwa sosialisasi keagamaan proses membimbing individu ke dalam dunia sosial keagamaan dan budaya kebragamaan juga sebagi pembentuk agar menjadi jati diri yang secara khusus baik di masyarakat.

Sosialisasi keberagamaaan merupakan bagian proses dari perbuatan dakwah dan dalam proses sosialisasi, individu belajar beragama, bertatakrama dan memilik berbagai ketrampilan sosial misalnya bertutur kata yang baik, beragul yang sesuai aturan dan dari interaksi antara seorang dengan lingkungan, secara berangsur-angsur dia akan memperoleh kesadaran akan dirinya sebagai pribadi. Sosialisasi keberagaman bisa berlangsung di dalam keluarga sebagai salah satu di antara pusat-pusat dakwah yang bertugas membentuk kebiasaan-kebiasaan dalam keberagaman untuk landasan dalam kehidupan mereka.

F. Tujuan Sosiologi Dakwah

Tujuan sosiologi dakwah dapat disimpulkan sebagai berikut:
Menganalisis proses sosialisasi keberagamaan, baik dalam keluaraga maupun masyarakat.
Menganalisis perkembangan dan kemajuan sosial keagamaan.
Menganalisis tingkat partisipasi orang-orang yang memiki pengetahuan keagamaan dalam kegiatan dakwah dalam masyarakat.
Membantu menentukan tujuan dakwah, dakwah yang baik adalah dakwah yang berangkat dari kondisi masyarakat dan hasinya juga akan memberikan manfaat bagi kemajuan kebragamaan masyarakat tersebut.
Memberikan pelatihan–pelatihan yang efektif bagi para da’i dalam bidang sosiologi sehingga mereka benar-benar bisa melaksanakan tugas dakwah secara cepat dan tepat.

BAB II

HUBUNGAN DAKWAH DAN MASYARANKAT

DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI

Untuk memahami dan menjelaskan hubungan antara fenomena dakwahdan masyarakat dalam perspektif sosiologi perlu dikemukakan teori besar sosiologi, yaitu Stuktural fungsional, interaksionisme simbolik dan teori pertukaran

A. Perspektif Teori Struktural Fungsionalisme

Teori struktural fungsionalisme adalah teori sosiologi yang terhimpun dalam paradigma fakta sosial. Tokoh utama paradigma ini adalah Emile Durkhaim. Dua karyanya yang terkenal adalah The Rules of Sociological Methode dan Suicide.

Mengenai fakta sosial, George Ritzer dalam bukunya, A multiuple paradigma science, menjelaskan bahwa ada dua tipe dasar struktur fakta sosial dan pranata sosial, bagi Durkheim kedua tipe tersebut bersifat eksternal, umum dan memaksa individu-individu anggota masyarakat. Secara lebih rinci, fakta sosial itu dapat terwujud berupa kelompok, misalnya kelompok politik, kelompok ekonomi, kelompok olahraga dan lain sebagainya.

Horton dan Hunt menjelaskan bahwa perspektif fungsionalisme struktural itu memiliki sejumlah asumsi–asumsi yang digunakan untuk memahami masyarakat adalah sebagai berikut:

· Corak perilaku timbul karena secara fungsional bermanfaat.

· Pola-pola perilaku timbul untuk memahami kebutuhan dan hilang apabila kebutuhan itu berubah.

· Perubahan sosial dapat mengganggu keseimbangan masyarakat yang stabil, namun setelah itu akan terjadi keseimbangan baru .

· Nilai atau kejadian pada suatu waktu atau tempat dapat menjadi fungsional atau disfungsional pada saat dan tempat yang berbeda.

· Para fungsionalisme mengajukan pertanyaan bagaimana nilai praktik, nilai lembaga ini membantu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Teori struktural fungsional dapat menjelaskan bahwa pengajian, ceramah, konseling agama dan pemberdayaan masyarakat ternyata mempunyai hubungan funsional dengan masyarakat. Dalam hal ini Nampak bahwa aktifitas dakwah dapat menciptakan kondisi dimasyarakat yang dapat menunjang pembaharuan. Peran dakwah sangat jelas terutama karena pesan yang dibawa dapat tersebar luas melampaui jarak dan waktu. Pesan tersebut dapat berupa ajaran, Syari’ah, akhlak dan lainnya.

B. Perspektif Teori Interaksionisme simbolik

Masyarakat marupakan bentuk riil dari elemen-elemen yang ada, kemudian dalam hal ini masyarakat merupakan pembentuk tindakan sosial dan difinisi sosial. Oleh karena itu manusia merupakan pencipta aktif realitas sosialnya sendiri.

Teori interaksionalisme simbolik adalah salah satu teori yang termasuk dalam paradigma definisi sosial. Tokoh paradigma ini adalah Max Weber. Karya-karyanya, terutama The Structure of Social Action menjadi model paradigma ini. Karya karya Max Weber sangat berperan dalam pengembangan ketiga teori yang termasuk dalam paradigma definisi sosial, yakni interaksionalisme simbolik, teori tindakan dan teori fenomenologi .

Teori interksionisme simbolik yang merupakan teori tindakan manusia dalam menjalin interaksinya dengan sesama anggota masyarakat. Adapun asumsi-asumsi dapat dikemukakan sebagai berikut.

· Manusia bertindak ke arah berbagai hal atau atau dasar makna yang dimiliki hal-hal itu bagi mereka.

· Makna hal-hal- tersebut muncul dari interksi sosial antara seseorang dengan kawannya.

· Makna hal-hal itu diambil dan dimodifikasi melalui sebuah proses interpretatif yang digunakan perorangan dalam hubunghan dengan hal-hal yang dihadapinya.

Menurut Ritzer, kesimpulan utama yang perlu diambil dari subtansi teori interaksionalisme simbolik adalah bahwa kehidupan masyarakat itu terbentuk melalui proses interaksi dan komunikasi antar individu dan antar kelompok dengan menggunakan simbol-simbol yang dipahami maknanya melalui proses belajar.

Dalam perspektif interaksionalisme simbolik, dakwah dengan pesan yang dibawanya dapat mengilhami pikiran anggota masyarakat untuk bersikap dan bertindak tertentu terhadap kejadian dan fenomena yang terjadi dalam masyarakat.

C. Perspektif Teori Pertukaran

Teori pertukaran merupakan salah satu teori sosoiologi yang bernaung di bawah paradigma perilaku sosial. Asumsi asumsi yang mendasari teori perilaku sosial adalah sebagai berikut:

· Manusia pada dasarnya tidak mencari keuntungan maksimal tetapi mereka selalu ingin mendapatkan keuntungan dari interaksinya dengan orang lain.

· Manusia tidak bertindak secara rasional sepenuhnya tetapi dalam mereka setiap interaksinya dengan manusia cenderung berpikir untung rugi.

· Meski tidak memiki informasi yang mencakup semua hal sebagai alasan untuk mengembangkan alternatif tetapi manusia setidaknya memiliki informasi meski terbatas yang dapat dipakai untuk mengembangkan alternatif guna memperhitungkan untung rugi yang mungkin timbul.

· Manusia selalu berada dalam keterbatasan namun mereka tatap berkompetisi untuk mendapatkan keuntungan dalam interaksinya.

· Meski manusia selalu berupaya untuk mendapatkan keuntungan dari hasil interaksinya dengan manusia lain tetapi mereka dibatasi oleh sumber daya yang tersedia.

· Manusia berusaha mendapatkan hasil dalam bentuk materi namun mereka juga akan melibatkan dan menghsilkan sesuatu yang bersifat non materi.

Dengan demikian teori pertukaran sosial menggambarkan manfaat yang dapat diperoleh dalam hubungan antara dakwah dengan masyarakat, keuntungan yang diperolah dapat berupa material, immaterial dan sosial.

BAB III

DAKWAH SEBAGAI REKAYASA SOSIAL

A. Dakwah Sebagai Ajakan

Dakwah merupakan suatu ajakan atau seruan terhadap seseorang atau sejumlah orang, untuk mengikuti amalan ajaran dan nilai-nilai islam. Bagi yang belum islam diajak untuk menjadi muslim dan bagi yang sudah islam diajak intuk menyempurnakan islamnya. Bagi yang sudah mendalam didorong untuk mengamalkan dan menyebarkannya.

Orang beragama itu seperti menuntut ilmu, ada yang tingkatan ilmunya sangat rendah karena belajarnya hanya sampai taman kanak-kanak atau hanya lulus pemberantasan buta huruf saja, ada yang sampai SD, SMP, SMA, S1, S2 dan ada yang sampai S3. Oleh sebab itu dakwah tidak hanya berlaku untuk mereka yang belum islam atau islamnya yang masih lemah, dakwah juga berlaku bagi yang tingkat keislamannya sudah tinggi sekalipun. Sebab betapa tingginya keislaman sesorang mereka adalah manusia juga, yang punya hawa nafsu yang sering lupa.

Dakwah juga berarti upaya memanggil kembali hati nurani untuk menghilangkan sifaf-sifat buruk dan menggantinya dengan sifat-sifat yang mulia yang tunduk dan patuh kepada Allah di mana sifat-sifat itu adalah sifat-sifat yang sesuai dengan hati nurani manusia.

Jadi yang didakwahi adalah siapa saja, termasuk ustadz, kyai,mubaligh, zuama, pemimpin dan lain sebagainya. Yang sedang lupa atau imannya menurun karena kualitas iman seseorang bersifat fluktuatif.

B. Dakwah sebagai Proses Komunikasi

Selanjutnya dakwah juga dapat dipahami sabagai proses komunikasi ”tabligh” setiap muslim, seperti juga nabi saw disuruh mengkomunikasikan ajaran islam, betapa pun pengetahuannya tentang islam masih sangat sedikit, Komunikasi itu terjadi secara lisan, maupun tulisan. Komunikasi dapat terjadi secara individual maupun massal, baik secara personal “face to face” maupun media elektronik dan media cetak, baik secara langsung (di forum, seperti pengajian).

Dalam komunikasi itu selain terjadi transformasi biasanya diikuti proses internalisasi iman dan islam, pengamalan, pentradisian ajaran dan nilai-nilai islam serta perubahan keyakinan, sikap dan peilaku manusia. Perubahan keyakinan, sikap dan perilaku itu terjadi setelah ada proses komunikasi dan tranformasi ajaran dan nilai-nilai islam itu sendiri.

C. Dakwah sebagai Penyebaran Rahmat Allah

Di samping itu, dakwah juga sebagai penyebaran rahmat, cinta kasih pada sesama manusia bahkan pada sesama mahluk di seluruh alam. Allah menurunkan agama islam ini sebenarnya merupakan wujud cinta kasih, rahman dan rahimnya, Agar hidup manusia di dunia baik dan selamat di akhirat dengan diperintah untuk membaca dan belajar, manusia akan menjadi lebih baik.

Oleh sebab itu, dalam berdakwah juga harus dilandasi dengan cinta kasih untuk menyelamatkan manusia. Dengan demikian dakwah itu tidak lain merupakan penyebaran rahmat kepada seluruh alam.

D. Dakwah sebagai Pembebasan

Islam mengandung ajaran dan petunjuk tentang bagaimana membebaskan diri dari belenggu dengan alam, materi, budaya dan tradisi. Bagaimana membebaskan diri dari kebodohan, melepaskan diri dari kebekuan berpikir, melepaskan diri dari kemiskinan dan bagaimana kita bisa melepaskan diri dari kemalasan.

Selain dibebaskan dari belenggu kemusyrikan bangsa Arab juga dibebaskan dari belenggu tradisi perbudakan, yaitu menghilangkan perbudakan dan menempatkan semua orang dalam kehidupan yang bebas dan merdeka.

Ayat-ayat makkiyah adalah ayat-ayat pembebasan yang melepaskan masyarakat pada masa itu dari berbagai belenggu kehidupan, menjadi umat yang merdeka dalam pengertian yang seluas-luasnya.

Dakwah juga berarti membebaskan manusia dari kebodohan, bahkan sebenarnya manusia itu sebenarnya dianjurkan untuk menuntut ilmu agar tidak bodoh. Bahkan manusia itu diprogram oleh Allah untuk menjadi pembangun peradaban di muka bumi. Karena itu manusia dibelaki akal pikiran yang menjadi perangkat paling penting untuk membangun peradaban iman. Karena itu manusia dibekali akal npikiran yang menjadi perangkat paling penting untuk membangun peradaban.

Dakwah juga berarti membebaskan manusia dari kemiskinan karena kemiskinan akan bisa menggurani martabat manusia, kemiskinan juga bisa menyebabkan manusia menjadi lemah karena kekurangan makan, gizi, vitamin, karbohidrat dan mengakibatkan daya tubuh menjadi lemah dan mudah terkena penyakit. Dengan pendekatan pemberantasan kemiskinan yang diajarkan oleh islam itu maka hubungan antara kelompok miskin dengan orang kaya tetap terjaga. Hal ini berbeda dengan yang terjadi dilingkungan kaum komunis yang justru membenturkan antara orang miskin dengan orang kaya.

Ada tiga pendekatan islam tentang kemiskinan. Pertama mendorong manusia untuk mencari rizki. Kedua perintah infak, sedekah dan lain sebagainya untuk membebaskan manusia dari kemiskinan. Ketiga, mengancam orang yang kaya yang tidak menafkahkan harta kekayaannya untuk kepentingan umat.

Dengan pendekatan-pendekatan dalam pemberantasan kemisikinan seperti yang diajarkan oleh islam, maka hubungan antara kelompok miskin dan kaya akan tetap harmonis.

E. Dakwah sebagai Penyelamatan

Dakwah di sini sebagai penyelamatan manusia di muka bumi dari berbagai hal yang mungkin timbul atau yang telah terjadi yang dapat merugikan manusia, orang yang berbuat kesalahan atau dosa sebenarnya sedang mengalami dehumanisasi. Orang yang berbuat kesalahan atau dosa sebenarnya sedang mengalami degradasi.

Seorang manusia dalam arti sebenarnya kalau ia berkarya betapapun kecil ia dapat memberikan konstribusi bagi perkembangan perdaban manusia, ia juga telah memberikan konstribusi pada sebuah peradaban, karena ia ikut membersihkan jalan di mana ia bertugas, sebaliknya orang yang melakukan tindakan kejahatan ia telah merusak peradaban.

Dakwah juga berarti membebaskan manusia dari kebodohan, karena ajaran islam menganjurkan agar manusia senantiasa berpikir dan menuntut ilmu. Dapat dikemukakan bahwa makin tinggi moral dan ilmu suatu masyarakat mamka makin tinggi pula peradaban mereka. Dalam bahasa Al Quran dikatakan orang yang beriman dan berilmu akan diangkat derajatnya menjadi lebih tinggi.

F. Dakwah sebagai Upaya Membangun Peradaban

Manusia diciptakan Allah untuk menjadi khalifah di muka bumi yang seharusnya mengikuti konsep dan kebijakan yang diwakilinya. Manusia seharusnya memiliki akhlak yang mulia seperti akhlak Allah. Artinya manusia harus memiliki ilmu, sebab Allah maha mengetahui. Manusia harus kreatif, mencintai sesama, pemaaf, berupaya menjadi kaya, adil dan seterusnya.

Dalam membangun peradaban di muka bumi ini, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Pertama, manusia harus beriman hanya kepada Allah, Tuhan yang maha esa, sehingga manusia mahkluk yang bebas dari berbagai macam belenggu kecuali keterlibatan dengan Allah semata-mata.Kedua, untuk membangun peradaban manusia diperlukan ilmu pengetahuan. Mungkin manusia harus melakukan kajian terhadap ayat-ayat kauniyah.Dengan memahami ayat-ayat kauniyah yang mengandung sunnatullah, manusia akan memperoleh nilai tambah untuk mengolah sumber daya alam yang disediakan Allah.

BAB IV

DAKWAH DAN PERUBAHAN SOSIAL

Dengan memperhatikan fungsi dakwah di atas, dapat dikatakan bahwa dakwah merupakan kegiatan yang memberikan informasi persuasif. Untuk merancang isi pembicaraan informatif dan persuasif tidak hanya sekedar berbicara tentang sarana yang digunakan dalam berkomunikasi, misalnya menggunakan pengeras suara, televisi, namun juga menyangkut isi informasi, banyak sedikitnya informasi, serta relevansi informasi. Informasi haruslah didasarkan pada argumentasi, contoh-contoh, kesaksian, dan penalaran yang benar yang pada gilirannya menuntut kredibilitas pembicara.

Oleh karena itu, kemampuan untuk menerapkan dan menetapkan strategi yang jitu untuk menarik simpati khalayak pendengar menempati posisi yang sangat penting. Jika kondisi tersebut telah dikuasai, maka khalayak pendengar akan dengan senang hati dan bahkan merasa perlu untuk melakukan hal-hal sebagaimana yang diharapkan oleh pembicara.

Cara Kerja Menyampaikan Informasi (Pembicaraan Informatif)

Dalam dunia ilmu komunikasi, professor komunikasi dari Hunter College City University, New York bernama Joseph A De Vito, menulis buku yang amat terkenal yang telah diterjemahkan ke dalam 12 bahasa. Buku tersebut berjudul “Human Communication”. Berdasarkan kerangka berpikir De Vito, maka akan dicoba mengikuti alur yang dikemukakan De Vito.

Prinsip-prinsip Pembicaraan Informatif

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai berbagai kasus adanya “mis information” yang seringkali melahirkan konflik serius. Hal ini membuktikan bahwa mengkomunikasikan infor masi kepada pihak lain bukanlah hal mudah, sederhana dan tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Berikut ini akan diuraikan sejumlah prinsip tentang pembicaraan informatif.

· Batasi jumlah Informasi.

· Kaitkan informasi baru dengan yang lama.

· Tekankan manfaat.

· Sajikan informasi melalui beberapa alat indera.

· Variasikan tingkat abstraksi.

Dalam pembicaraan informatif anda akan memusatkan pada pendemonstrasian dan pendefinisian berbagai istilah dan proses. Anda mungkin melakukan ketiga hal ini dalam satu pembicaraan anda pada deskripsi, demonstrasi dan definisi saja. Berikut ini contoh masing–masing dari ketiga macam pembicaraan itu:

· Pembicaraan Deskripsi

Dalam pembicaraan deskripsi, anda mencoba menjelaskan objek tertentu, kejadian atau proses tertentu. Berikut contohnya: Menguraikan objek atau orang, rukun islam, pribadi Rasulullah, urutan surat-surat al-Quran, denah ka’bah dalam Masjidil Haram, menguraikan peristiwa atau proses, perang badar, peristiwa nuzulul quran, pertama kali Nabi menerima wahyu, peristiwa isra’ mi’raj dan sebagainya.

· Strategi untuk penguraian

Berikut strategi untuk menguraikan objek dan orang dalam peristiwa dan proses:

· Gunakan pola spesial atau topikal apabila anda hendak menguraikan objek dan orang. Gunakan pola temporal apabila hendak menguraikan peristiwa dan proses.

· Gunakan beragam kategori deskriptif untuk menguraikan objek atau peristiwa. Misalnya tentang kategori fisik ka’bah kita bisa mempersoalkan hal-hal berikut kepada diri sendiri:

1.a. Bagaimana bentuknya?

1.b. Apa warna kiswahnya?

1.c. Berapa besarnya?

1.d. Berapa tingginya?

1.e. Apa nama-nama sudutnya?

1.f. Di mana posisi Hajar Aswad?

· Pertimbangkan penggunaan alat bantu audiovisual.

· Kita juga perlu mempertimbangkan pola jurnalistik dalam membuat laporan berita, misalnya siapa, apa, dimana, kapan, dan mengapa.

· Mengembangkan pembicaraan deskriptif 

Uraian di bawah ini menggambarkan bagaimana anda dapat menyusun pembicaraan deskriptif. Memelalui contoh ini, pembicara menguraikan empat langkah dalam membaca sebuah buku agama. Setiap butir utama merupakan salah satu langkah dalam membaca sebuah buku agama. Pola pemikirannya adalah temporal. Pembicara membahas butir-butir utama menurut urutan kejadian. Berikut ini bentuk kerangka bahasan:

· Mempelajari bacaan

· Membaca untuk pemahaman

· Membaca untuk mengingat

· Mengkaji ulang untuk bacaan

Pembicaraan Mengenai Definisi

Dalam mendefinisikan suatu istilah atau memberikan ceramah tentang definisi. Ini merupakan subjek yang baru bagi para jamaah pendengar yang mereka kenal tetapi disajikan dengan cara yang baru dan berbeda. Misalnya:

Mendefinisikan istilah:

Apakah ghibah?

Apa yang dimaksud dengan perizinan?

Macam-macam penyakit hati?

Apa rukun nikah?

Mendefinisikan rukun Islam

Apa yang dimaksud amal ibadah?

· Strategi untuk Mendefinisikan

· Gunakan beragam definisi.

· Pastikan definisi itu menambah kejelasan.

· Gunakan sumber yang dapat diprcaya dalam mendefinisikan.

· Mulai dari apa yang dikenal jamaah.

· Mengembangkan pembicaraan tentang definisi

· Penyembunyian

· Pemalsuan

· Penyesatan

Pembicaraan Demonstrasi

· Strategi untuk Demonstrasi

· Gunakan pola organisasi temporal.

· Sajikan gambaran umum kemudian bicarakan langkah-langkah satu per satu.

· Gunakan alat bantu visual yang memperlihatkan langkah-langkah proses secara berurutan.

· Mengembangkan pembicaraan Demonstrasi

Berikut adalah contoh pembicaraan demonstrasi di mana pembicara mendemonstrasikan bagaimana mendengarkan secara aktif.

Sasaran spesifik: Mendemonstrasikan tiga tekhnik secara aktif.

Tesis : Kita dapat mempelajari cara mendengarkan secara aktif.

· Menafsirkan maksud pembicara

· Menyatakan pengerteian atas perasaan pembicara

Mengajukan pertanyaan.

BAB V

SOSIOLOGI UMAT DAN DAKWAH

A. Umat dan Aspek-aspeknya

Massa, menurut Denis McQuaill, merupakan konsep yang ambivalen dan sarat konotasi. Selanjutnya dia mengatakan bahwa dalam ilmu sosial, sejak dulu hingga saat ini, kata massa memiliki makna positif dan negatif secara tegas. Makna negatifnya menurut sejarah berasal dari pemakaian kata massa dalam kaitan dengan kerumunan atau orang banyak, khususnya dalam pengertian sejumlah orang yang tidak treratur dan bebas.

Dakwah tidak hanya sebagai aktivitas semata, tapi dakwah adalah penyampaian nilai-nilai dan norma yang tertanam dalam agama dan dakwah buka pekerjaan yang kemudian menghasilkan banyak berlimpah uang. Tetapi bagaimana mencari ridho dan syari’ahnya, sehingga apa yang kita ketahui dapat diaplikasikan lewat ceramah.

Seringkali dakwah diartikan sebagai ceramah melalui radio, televisi atau Mimbar, di tengah lapangan. Secara sosiologis dakwah bukan sekedar penyampaiaan pesan agama meski di antara fungsi dakwah memang melakukan proses tersebut, namun secara sosiologis dakwah memilki arti yang sangat luas. Dakwah yang dikaitkan dengan komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massauntuk membuat prediksi massal dan untuk menjangkau kalangan umat dalam jumlah yang besar.

Istilah massa mecakup beberapa unsur masyarakat pendengar radio atau pemirsa televisi yang tidak saling terkait dari ketiga konsep yang ada. Massa berjumlah sangat besar, lebih besar dari kelompok, kerumunan atau publik. Para anggotanya tersebar luas dan biasanya tidak mengenal satu sama lain. Massa kurang memiliki kesadaran diri dan identitas diri serta tidak mampu bergerak bersama untuk mencapai tujuan tertentu.

B. Dakwah dan Khalayak Massa

Untuk menjelaskan fungsi dakwah sebagai komunikasi informal dan khlayak massa dari perspektif sosiologis dapat dikemukakan beberapa contoh studi sosiologis yang berisi informasi tentang komunikasimassa sebagai proses sosial.

Komunikasi Informasi dan Khalayak Massa

1. Para pemuka pendapat dalam kampanye pemilhan Umum

Ada dua penemuan yang menonjol dan sangat bermanfaat bagi peneliti komunikasi:

a. Diperhatikannya perhatian khusus pada peranan pemuka pendapat sebagai sumber informasi.

b. Beberapa penyempurnaan dari model komunikasi dua tahap, seperti dikenalnya (Depari dan Andrews;1978; 20)

2. Pola-pola pengaruh di sebuah kota kecil

Dalam pola ini orang yang mempunyai pengaruh merupakan bentuk dari kepercayaannya yang kemudian mampu memberikan kontribusi terhadap masyarakat. Sehingga penyampaian dakwah lebih mudah dengan ditopang kemampuan yang matang.

3. Pengaruh Personal di Kota yang lebih luas atau Besar

Individu yang mempunyai pengetahuan yang lebih dari orang di sekitarnya, dia akan mempunyai nilai lebih terhadap teknik mempengaruhi, dan personal itu akan lebih mudah memppenngaruhikota yang lebih besar. Karena daya tarik dan simpati akan muncul dengan sendirinya.

4. Pencarian pendapat pengjindaran dan kepemimpinan pendapat

Para pengarang menyimpulkan bahwa pencarian pendapat haruslah dipandang sebagai peranan penting dalam arus pengaruh dan komunikasi personal.

5. Studi Interpersonal tentang pembuat pendapat(opinion makers)

Para pemuka pendapat akan banyak membaca dan mendengarkan untuk bahan pendapat agar mampu memberikan kontribusi yang signifikan.

6. Adopsi dan difusi inovasi

Konstribusi konseptual pokok yang kedua dari penelitian mengenai adopsi berasal dari pembahasan difusi sebagai proses sosial. Proses difusi inovasi atau gagasan dalam suatu komunitas dapat disegmentasikan ke dalam tahapan-tahapan untuk tujuan analisis.

7. Bagaimana berita menyebar

Penyebaran berita akan sangat berpengaruh terhadap perubahan daya fikir pada setiap kelompok atau individu. Karena berita merupakan bahan yang sangat diharapkan guna memahami yang ada diluar lingkungannya. Kelompok atau individu mempunyai faktor untuk dapat menyebarkan berita, dari cerita kelompok sampai media-media.



Aspek-Aspek Lain dari Khalayak Massa

Aspek lain dari khalayak massa adalah bentuk dari begaimana mereka berkelompok dan berinteraksi dengan orang lain dan menghasilkan pendapat yang lebih bagus.

Charles R.Wight menuturkan, selama beberapa dasawarsa belakangan ini banyak penelitian telah dilakukan dalam bidang analasis khalayak. Penelitian ini meliputi studi mengenal karakteristik demografis dan sosial khalayak media tertentu. Tumpang tindih di antara khalayak media, sifat penggemar dan bukan penggemar.

Banyak data telah dikumpulkan mengenal karakteristik demografis khalayak media massa. Kadang kala penelitaian ini memberikan gambaraan statistik mengenai khalayak perbandingan jumlah pria dan wanita.

Terpaan selektif, pola perilaku komunikasi yang sangat penting, perlu diperhatikan, sebelum kita menutup bagian ini. Wright selanjutnya mengatakan, belum jelas kombinasi faktor-faktor sosial dan psikologis yang mana menyebabkan pola-pola tersebut, mungkin terpaan selektif adalah suatu hasil sampingan karakteristik sosial para anggota khalayak.

Charles R. Wright mengatakan, jika kami kelihatan meruntuhkan hubungan antara komunikasi massa dan komunikasi personal maka hal itu memang disengaja. Terlalu mudah untuk menganggap khalayak media massa hanya mempunyai medium terpaan yang sama dan mengangap sebagai pengalaman komuniksai yang terpisah.

Rangkuman

Hipohesis two-step flow of communication pada intinya berfungsi sebagai berikut” bahwa suatu gagasan seringkali mengalir dari radio dan bahan cetak kepada para pemuka pendapat dan dari mereka ini mmenyebar kepada orang yang kurang aktif mengikuti media”

Everentt M. Rogers menegaskan bahwa, ternyata orang lebih banyak dipengaruhi oleh hubungan antar pribadi dalam menentukan keputusan politiknya daripada media massa.

Robert K. Merton melalui penelitiannya telah menemukan adanya pemuka pendapat sebagai local influenttals (tokoh-tokoh) dancosmopolitan influesntials (tokoh kosmopolitan) dalam mempengaruhi perilaku anggota masyarakat antara local influeantials dengancosmopolitan influesntials menunjukkan perilaku komunikasi yang berbeda.

Ayat-Ayat Tentang Komunikasi

1 komentar
Dalam berbagai literatur tentang komunikasi Islam kita dapat menemukan setidaknya enam jenis gaya bicara atau pembicaraan (qaulan) yang dikategorikan sebagai kaidah, prinsip, atau etika komunikasi Islam bersumberkan Al-Quran --kita sebut saja sebagai "Ayat-Ayat Komunikasi".

Keenam kaidah komunikasi dalam perspektif Islam itu adalah (1) Qaulan Sadida –perkataan yang benar alias tidak dusta, (2) Qaulan Baligha –ucapan yang lugas, efektif, dan tidak berbelit-belit, (3) Qulan Ma’rufa –perkataan yang baik, santun, dan tidak kasar, (4) Qaulan Karima –kata-kata yang mulia dan penuh penghormatan, (5) Qaulan Layinan –ucapan yang lemah-lembut menyentuh hati, dan (6) Qaulan Maysura –ucapan yang menyenangkan dan tidak menyinggung perasaan.

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Qaulan Sadida --perkataan yang benar” (QS. 4:9).


“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka Qaulan Baligha --perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.“ (QS An-Nissa :63).

“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya[268], harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka Qaulan Ma’rufa --kata-kata yang baik.” (QS An-Nissa:5)

“Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, Maka berilah mereka dari harta itu (sekadarnya) dan ucapkanlah kepada mereka Qaulan Ma’rufa –perkataan yang baik” (QS An-Nissa :8).

“Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu Menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu Mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekadar mengucapkan (kepada mereka) Qaulan Ma’rufa --perkataan yang baik…” (QS. Al-Baqarah:235).

“Qulan Ma’rufa --perkataan yang baik-- dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (QS. Al-Baqarah: 263).

“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya] dan ucapkanlah Qaulan Ma’rufa --perkataan yang baik.” (QS. Al-Ahzab: 32).

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada kedua orangtuamu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, seklai kali janganlah kamu mengatakan kepada kedanya perkatan ‘ah’ dan kamu janganlah membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Qaulan Karima --ucapan yang mulia” (QS. Al-Isra: 23).

“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan Qulan Layina --kata-kata yang lemah-lembut...” (QS. Thaha: 44).

”Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhannya yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka Qaulan Maysura --ucapan yang mudah dan menyenangkan” (QS. Al-Isra: 28).

Demikian “Ayat-Ayat Komunikasi” (AAK) sebagai kaidah, prinsip, atau etika komunikasi Islam. AAK itu merupakan panduan bagi kita, kaum Muslim, dalam melakukan komunikasi, baik komunikasi interpersonal dalam pergaulan sehari hari, berdakwah secara lisan dan tulisan, maupun dalam aktivitas lain. Wallahu a’lam. (www.romeltea.com).*

Sekali Kamu

1 komentar
Ada sepasang pertanyaan
Tentang siapa kamu dan apa yang kamu lakukan
Aku tidak mengerti bagaimana jawaban sesungguhnya
Karna berkali-kali itu kesalahan yang kudapat

Lalu datang lagi dua jawaban
Yang membosankan sering begitu mudah datang
Yang menyenangkan sering begitu mudah pergi
Apa yang sedang kita rasakan kira-kira?

Tanpa ragu kau beranjak
Lalu disana kau menyentuh sebutir debu dari kebasahannya
Seberapa pintar kau menyuruh angin meniup kuat
Membawa masa-masa yang kau anggap sepi

Lamreung 15 Nov

KAMU DAN SANGKAKU

1 komentar
Bagaimana menurutmu tentang laut yang asin
Apa kau akan berujar itu ketidak pastian?
Kenyataan sering kau tuduh sebagai penyakit
Lalu yang tidak pasti akan kau sebut obat

Apa yang ada dibenakmu,
Ketika bunga bermekaran lalu layu
Apa itu sesuatu yang juga tidak benar?
Kau begitu kuat, namun kepalsuan melemahkanmu

Semakin redup cahaya yang kau tatap
Tetap saja kau sebut gelap itu terang
Ada sangka yang salah aku ucap?
Jika semua tidak terjadi,
Maka kamu adalah bagian yang tidak aku ketahui

Akhsatria, Lingkar Kampus 29 Okt

Seangkuh Aku

1 komentar

Aku pernah berujar tidak tahu 
Sebuah keangkuhan yang ku keluhkan dalam senyummu 
Kau ukir jembatan kenangan berbalut perbedaan 
Lalu kisah itu menangisimu 

Apalagi setelah ini yang kau inginkan 
Aku terlalu kejam menilai mata 
Telinga bergetar seperti semua berbicara 

Masih ada butir yang kau harapkan 
Seangkuh aku yang berjibaku dengan ragu 
Nanar hijau kau tatap erat bersama semu 
Tak lebih dari pengharapan yang ku luangkan 

Jangan tunggu lebih lama, ancam aku 
Biar mataku sadar betapa kau menatapku 
Seangkuh aku yang berjibaku dengan ragu 
Agar nanti ku tegur diriku 



Akh Satria, Lamreung 12 Nov 

Tips Cara Menghilangkan Bekas Tinta Spidol Permanen

3 komentar


Spidol Permanen Tips Cara Menghilangkan Bekas Tinta Spidol Permanen


Coretan spidol khususnya yang permanen jika sudah menempel akan sulit dihilangkan. Terutama ini sering terjadi pada anak-anak yang suka menggambar dan tidak tau jenis spidol yang mereka gunakan. jika memang sudah terlanjur anda tidak perlu cemas karena masih ada cara untuk menghilangkan bekas tulisan atau coretan spidol permanen yang membandel. Mungkin juga anda sudah pernah mencobaMenghilangkan Bekas Spidol Permanen dengan bensin, thinner, spiritus ataupun alcohol tapi tidak ada hasil masih ada beberapa cara yang bisa anda coba diantaranya.
  • Menghilangkan Noda Bekas Spidol di Dinding Rumah
Caranya adalah dengan menggunakan hair spray yang biasa digunakan untuk menata rambut. Mungkin agak aneh tapi cara ini memang bisa digunakan untuk menghilangkan noda spidol permanen di dinding rumah. Sebelumnya bersihkan dulu dinding yang terkena tinta spidol permanen dengan lap kering agar tidak ada debu yang menempel. Jika sudah mulai semprotkan hai spray ke area dinding yang terkena dan usap dengan lap kering. Jika masih ada ulangi lagi sampai bekas spidol benar-benar hilang.
Untuk keamanan anda jangan menyemprotkan hair spray ke dinding dengan jarak terlalu dekat dan juga kenakan masker agar tidak ada hai spray yang masuk ke mulut ataupun hidung. Agar bau dari hair spray tidak mengendap buka pintu atau jendela rumah anda.
  • Menghapus Spidol Permanen Di WHITEBOARD
- Cara pertama gunakan bubuk kapur batangan yang ditumbuk halus kemudian taburkan pada penghapus hinnga rata. Dan mulai hapuskan pada tulisan yang ingin dihilangkan. Jika masih kurang tambahkan lagi bubuk kapur batangan halusnya.
- Cara kedua lebih muda hanya perlu menyiapkan spidol yang non permanen. Jika sudah ada anda tinggal menumpuk tulisan spidol permanen dengan tulisan spidol yang non permanen sampai rata kemudian hapus dengan penghapus papan tulis whiteboard, jika masih ulangi sampai bersih.
- Cara ketiga dengan menggunakan parfum yang mengandung alcohol . Cara ini mungkin berhsail mungkin tidak tapi tidak ada salahnya untuk anda coba. Caranya semprotkan parfum ke permuakaan yang terkena dan bersihkan dengan lap kering yang bersih dengan sedikit ditekan.
  • Menghilangkan Bekas Spidol Permanen yang Membandel dengan Lotion atau Lavender
Jika anda terkena tulisan ataupun goresan tinta spidol permanen yang sudah sangat lama dan sulit dihilangkan ataupun masih membekas terutama pada papan tulis withboard. Anda bias coba menghilangkannya dengan lotionatau lavender pengusir nyamuk yang bisa dengan mudah anda dapatkan.
Cara membersihkannya cukup mudah juga. Anda cukup siapkan kain bersih dan lotion atau lavender. Jika sudah oleskan lotion tersebut kepermukaan dan ratakan. Jika sudah gosok-gosoklah dengan kain bersih yang sudah ada. Jika ada yang sangat sulit dihilangkan anda bias tambahkan agak banyak lotion tersebut dan gosok lagi. Jika perlu ulangi sampai benar-benar bersih dan terlihat baru.

  • Tambahan
Untuk menghilangkan noda tinta pada pakaian bisa dilihat dari baru atau tidaknya noda tersebut: 
Untuk noda tinta yang belum terlalu lama, pertolongan pertama adalah dengan menggosoknya dengan alkohol. Langkah ini bisa segera mengusir noda. 
Bila sudah cukup lama, coba gunakan hairspray yang mengandung aerosol. 
Caranya dengan menyemprotkannya pada lap kering, kemudian gosok- gosokkan pada tempat yang terkena noda. Zat aerosol mungkin saja dapat menghilangkan tinta. Hanya saja kelemahannya bisa meninggalkan residu yang lengket pada pakaian. 

Selain hal tsb di atas ada beberapa masukkan lain yang lebih khusus, di mana dibedakan menurut warna baju. 
Baju berwarna/bermotif 
Khusus untuk baju berwarna apabila terkena noda tinta bisa memnbersihkannya dengan air susu. Zat laktosa di dalamnya dapat meluruhkan tinta sedikit demi sedikit. Anda hanya perlu ekstra kesabaran sebelum semua nodanya hilang. 
Caranya: 
1. Rendamlah pada air susu selama beberapa menit. 
2. Kemudian angkat dan kuceklah sebentar. 
3. Masukkan lagi ke dalam larutan susu,sebelum akhirnya dicuci dengan air 
dingin. 

Cara praktisnya akan lebih baik bila diserahkan ke tempat laundry. Bila mereka dapat menghilangkan noda tersebut, maka ingatkan agar dibuatkan perjanjian antarapihak laundry dan kita bahwa pihak laundry telah menyanggupidapat menghilangkan noda tanpa merusak warna aslinya. Hal ini dilakukan agar bila terjadi kejadian yang tidak diinginkan seperti pudarnya warna, maka pihak laundry akan memberikan ganti rugi. 

Baju berwarna putih 
Bisa dihilangkan dengan perasan air jeruk lemon dan garam. Fruit acid bercampur dengan yodium bisa menjadi penghilang noda yang dahsyat, dan tidak meninggalkan noda sedikitpun. 
Caranya : 
1.Peras air jeruk lemon dan campurkan sedikit garam. 
2.Gunakan ramuan tersebut dengan menggosokkannya pada noda tinta. 

Bisa juga gunakan citrun yang biasa digunakan untuk membuat es buah. 
Bentuk citrun ini seperti butiran putih mirip penyedap rasa. 
Caranya: 
1.Baju yang terkena noda direndam dengan air citrun(tanpa detergen) kurang lebih 30 menit. Rendam lebih lama bila noda belum juga hilang. Kemudian di gosok gosok sedikit. 
2. Biasanya setelah melalui cara ini, noda akan hilang. Metode ini dapat juga digunakan untuk pakaian putih yang terlihat telah lusuh warnanya. 

Atau bisa juga baju tersebut dapat langsung direndam di cairan pemutih selama 2-3 jam atau hingga nodanya hilang. Kemudian setelah itu rendam dalam cairan berdeterjen semalaman. Baru keesokan harinya baju tersebut dicuci. 

Informasi lain dari seorang mommies adalah untuk membersihkan noda tinta adalah dengan Cuka atau Vinegar Caranya 
1.Tuang cuka pada kapas, 
2.Usapkan berkali2 dibagian baju yang ternoda itu, pertama coba dulu dibagian yang tidak kelihatan, seperti di bagian keliman celana. Kemudian dibagian yang ada nodanya itu. 

Atau bisa juga dengan menggunakan Genie. 
Caranya: 
Biasanya dengan satu kali semprot, maka bagianyang terkena noda akan segera hilang. Genie dapat dibeli di Ace Hardware Puri Indah Mal, Mega Mal. 
Dapat pula digunakan merk lain yang memiliki fungsi sama. 

Tips untuk diingat : 
Ambil tindakan sesegera mungkin bila baju terkena noda tinta. 
Dengan demikian cara-cara di atas bisa bekerja dengan lebih efektif.


Silahkan mencoba dan semoga berhasil. Jika anda mempunyai pengalaman Cara Menghilangkan Bekas Spidol Permanen yang lain anda bias shere di kolom komentar dibawah untuk menambah wawasan bersama.

Sosiologi Politik

0 komentar
Pengertian Sosiologi Politik
Terdapat beberapa definisi tentang sosiologi yang dikemukakan oleh berbagai tokoh sosiologi. Benang merahnya adalah bahwa sosiologi pada dasarnya memusatkan perhatiannya pada masyarakat dan individu, karena menurut sosiologi, masyarakat sebagai tempat interaksi tindakan-tindakan individu di mana tindakan tersebut dapat mempengaruhi masyarakat. Sosiologi juga memahami tentang lembaga sosial dan kelompok sosial yang merupakan bagian dari masyarakat sebagai unit analisis sosiologi. Selain itu sosiologi juga mempelajari tentang tatanan sosial serta perubahan sosial.
Politik berkaitan pelaksanaan kegiatan dan sistem politik untuk tercapainya tujuan bersama yang telah ditetapkan, dalam hal ini adanya penggunaan kekuasaan agar tujuan tersebut dapat terlaksana. Perlu untuk dipahami bahwa tujuan yang telah ditentukan tersebut merupakan tujuan publik dan bukannya tujuan individu.
Sedangkan sosiologi politik dasarnya berhubungan dengan penggunaan kekuasaan dan wewenang dalam pelaksanaan kegiatan sistem politik, yang banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial budaya.
Sumbangan Pemikiran Teori Klasik pada Sosiologi Politik
Dari beberapa tokoh teori klasik sosiologi ada beberapa tokoh yang dianggap banyak memberikan kontribusi dalam hal teori yang sampai sekarangpun masih digunakan sebagai dasar berpikir dalam menjelaskan sosiologi politik. Tokoh tersebut antara lain adalah Karl Marx, Max Weber dan Emile Durkheim. Ketiganya dapat dianggap sebagai tokoh yang utama dalam teori klasik.
Meskipun ketiganya tidak secara jelas menjelaskan tentang sosiologi politik tetapi teori-teori dan konsep-konsep mereka tersebut dapat memberikan suatu pemahaman yang mendalam tentang sosiologi politik dengan berdasarkan teori sosiologi klasik.
Persamaan ketiga tokoh tersebut dalam menjelaskan teorinya adalah:
Memberikan analisis secara makro
Penjelasan bersifat komparasi sejarah
Mengemukakan adanya perubahan sosial
Teorinya dapat diterapkan di semua tipe masyarakat
Setiap tokoh mempunyai pendekatan dan konsep yang berbeda dalam memberikan kontribusi dalam sosiologi politik. Marx dengan pendekatan materialisme historis dengan konsep tentang kelas, eksploitasi, alinasi, negara serta ideologi. Pendekatan Weber adalah analisis tipe ideal dan sosiologi intepretatif, dengan konsep rasionalisasi, otoritas, kelompok status serta partai politik. Sedangkan pendekatan Durkheim adalah fungsionalisme sosiologis melalui konsepnya solidaritas sosial, anomie dan kesadaran kolektif. Konsep kekerabatan, agama, ekonomi, stratifikasi dan sistem nilai dan kepercayaan bersama merupakan faktor-faktor sosial budaya yang banyak memberikan pengaruh pada pelaksanaan sistem politik, di mana masing-masing tokoh akan mengemukakan hipotesisnya dalam pelaksanaan kegiatan politik.
Faktor-faktor Berpengaruh Terhadap Sikap Perilaku Politik Individu
Keluarga
Dari urain di atas nampak bahwa peranan kehidupan keluarga dalam mendorong partisipasi politik seseorang cukup signifikan. Setidaknya dalam keluarga yang memiliki minat politik yang tinggi, cenderung homogen dalam pilihan politik, ditambah dengan tingkat kohesi keluarganya yang cukup tinggi, kecenderungan seorang anak untuk berpartisipasi dalam politik sebagaimana kehidupan politik keluargannya relatif tinggi.
Aspek-aspek kehidupan keluarga yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi partisipasi politik seorang anak, diantaranya karena:
Tingkat daya tarik keluarga bagi seorang anak
Tingkat kesamaan pilihan (preferensi) politik orang tua
Tingkat keutuhan (cohesiveness) keluarga
Tingkat minat orang tua terhadap politik
Proses sosialisasi politik keluarga

Agama dan Ekonomi
Selain keluarga faktor yang mempengaruhi perilaku politik individu adalah agama yang dianutnya. Dalam kenyataan pendidikan anak dalam keluarga antara lain mengajarkan tentang otoritas, yaitu otoritas orang tua. Otoritas ini merupakan perpaduan antara otoritas politik dan agama. Sementara organisasi keagamaan di luar rumah pada kenyataannya juga mensosialisasikan ajaran yang mengandung pendidikan politik. Dengan demikian agama yang memuat nilai-nilai dan ajaran-ajaran juga dapat mendorong individu untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik.
Selain itu secara ekonomi melalui partisipasi dalam serikat-serikat pekerja juga dapat mendorong individu untuk ikut serta dalam kegiatan politik. Organisasi pekerja merupakan ajang kampanye dan mobilisasi massa untuk dapat ikut berpolitik.
Stratifikasi serta Sistem Nilai dan Kepercayaan
Perbedaan kelas sosial dalam suatu masyarakat akan berpengaruh pada perbedaan keyakinan dan pola perilaku individu di berbagai bidang kehidupan, termasuk kehidupan politik. Perbedaan kelas akan tercermin pada praktik sosialisasi, aktivitas budaya, dan pengalaman sosialnya. Tingkat partisipasi individu dalam voting dilukiskan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pendapatan, ras, jenis kelamin, umur, tempat tinggal, situasi, dan status individu tersebut.
Perilaku politik individu juga dipengaruhi oleh sistem nilai dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat dimana individu tersebut tinggal. Pada masyarakat Indonesia dijumpai sistem nilai dalam bermusyawarah. Sementara itu di Amerika Serikat sistem sekolah dianggap sebagai agen sosialisasi politik.
Pengertian Sosialisasi Politik
Terdapat berbagai macam definisi untuk mengartikan pengertian sosialisasi politik. Secara singkat dapat dikatakan bahwa sosialisasi politik adalah proses internalisasi nilai, pengenalan dan pemahaman, pemeliharaan dan penciptaan, serta proses eksternalisasi nilai-nilai dan pedoman politik dari individu/kelompok ke individu/kelompok yang lain. Sosialisasi politik ini dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Agen-agen Sosialisasi Politik
Dalam suatu proses sosialisasi nilai dan perilaku politik diperlukan agen-agen sosialisasi yang merupakan pihak yang melakukan transfer nilai. Agen pertama adalah keluarga dimana individu menerima warisan nilai-nilai pada tahap awal dalam hidupnya. Sosialisasi ini dapat terjadi secara represi atau partisipatoris. Sekolah juga merupakan agen sosialisasi politik sebab sekolah menjalankan fungsi transformasi ilmu pengetahuan, nilai dan sikap yang di dalamnya juga termasuk ilmu, nilai, dan sikap politik. Sosialisasi politik juga dapat melalui teman sebaya (peer group) yang sifatnya informal. Agen sosialisasi terakhir adalah media, dimana berita yang dilihat atau dibaca setiap hari merupakan sosialisasi yang efektif.
Pengertian Partisipasi Politik
Bertitik tolak dari beberapa definisi di atas, maka partisipasi politik secara umum bisa dikatakan merupakan kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, dengan jalan memilih pemimpin negara dan secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kebijakannya.
Di sisi lain, partisipasi politik pun diarahkan untuk memperkuat sistem politik yang ada. Dalam tataran ini partisipasi politik dipandang sebagai bentuk legitimasi dari sistem politik yang bersangkutan. Atau dengan kata lain partisipasi politik menjadi salah satu indikator signifikan atas dukungan rakyat baik terhadap pemimpinnya, kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemimpinnya maupun bagi sistem politik yang diterapkannya.

Bentuk dan Model Partisipasi Politik
Partisipasi pada dasarnya merupakan kegiatan warga negara dalam rangka ikut serta menentukan berbagai macam kepentingan hidupnya dalam ruang lingkup dan konteks masyarakat atau negara itu sendiri. Karena itu partisipasi itu sendiri bisa beragam bentuk kegiatannya. Bagaimana pun, ekspresi orang dalam mengemukakan atau dalam merespon berbagai macam permasalahan dan kepentingan politiknya, satu sama lain akan berbeda-beda. Uraian di atas memperlihatkan bahwa partisipasi politik sebagai suatu bentuk kegiatan atau aktivitas dapat dilihat dari beberapa sisi. Ia bisa dilihat sebagai bentuk kegiatan yang secara sadar maupun tidak sadar atau dimobilisasi. Ia bisa dilakukan secara bersama-sama ataupun sendiri. Kemudian dapat pula dilakukan langsung ataupun tidak langsung, melembaga ataupun tidak melembaga sifatnya, dan seterusnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya partisipasi politik seseorang adalah berdasarkan tinggi rendahnya dan kombinasi kedua faktor tersebut menghasilkan model partisipasi politik.
Sumber Buku Sosiologi Politik Karya Arie Soesilo